KENDARI – Dalam membangun sebuah media massa agar berusia panjang, bisa terus berlanjut dan dibutuhkan oleh orang banyak, salah satunya adalah perlu adanya kedisiplinan dalam menulis berita serta dapat meningkatkan profesionalisme dan kualitas pers.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) RI, Mahfud MD mengatakan dalam menyajikan sebuah berita perlu adanya data yang kredibel dengan memperhatikan akurasi dan keberimbangan agar media massa mendapatkan kepercayaan publik.
Baca Juga : Sekjen PWI Pusat Buka Seminar Nasional Akselerasi Perekonomian Daerah
“Pers tidak boleh menerapkan praktik jurnalisme yang menggampangkan proses dan menurunkan kualitas berita maupun penulisnya. Seperti misalnya, menulis tanpa konfirmasi, menulis secara sepihak atau tidak cover both sides, memberi pemaknaan keliru pada sebuah peristiwa serta memilih narasumber yang tidak kredibel,” ungkap Mahfud MD saat menjadi pemateri dalam kegiatan Konvensi Media dengan tema ‘Membangun Model Media Massa yang Berkelanjutan’ saat perayaan hari pers nasional (HPN) 2022 di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra),Selasa 08 Februari 2022.
Menurutnya, bila hal itu dilakukan maka justru akan menjauhkan media tersebut dari model media massa berkelanjutan, sebab akan mengurangi kepercayaan publik dan dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis media.
Mahfud juga menambahkan bahwa dalam menjalankan tugasnya media massa perlu dilakukan dengan baik dan profesional agar dapat meciptakan ruang publik yang mengedepankan aturan sopan santun
“Pers itu bisa jadi mitra pemerintah seperti dalam hal memberikan masukan maupun kritikkan terhadap pemerintah agar adanya sebuah evaluasi di tubuh pemerintah sehingga bisa lebih mempertimbangkan dalam memutuskkan sesuatu,” tuturnya.
Baca Juga : Bayi yang Ditemukan di Bak Sampah Akhirnya Meninggal di RS
Di tempat sama, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sultra, Abdurrahman Saleh berharap agar adanya transformasi media di momentum HPN ini dengan bisa dapat membuka diri terhadap karya-karya yang bisa lebih dinikmati oleh publik.
“Media kita setelah dari reformasi ini terutama media online, media cetak dan sebagainya itu, ada 47 ribu media dan ini yang terbesar di dunia. Dari 47 ribu itu, ada 45 ribu media online yang didalamnya sudah ada rasionalnya, hoaxnya dan sebagainya. Namun berdasarkan dari data Pesatuan Wartawan Indonesia (PWI) media yang rasional itu hanya ada 168,” katanya
Ia menambahkan melalui kegiatan seperti ini diharapkan juga dapat meningkatkan kesadaran dan tergerak agar dapat saling menopang satu sama lain dengan memberikan bimbingan terhadap media-media yang masih jauh dari kata standar sehingga bisa menjadi media rasional yang dapat memberikan informasi bermanfaat, mendidik serta mengedukasi masyarakat.
Penulis : Muhammad Ismail