KENDARI, MEDIAKENDARI.COM- Tanggapi maraknya pedagang bahan bakar eceran dipinggir jalan, Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari, Rizki Brilian Pagala mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan satpol PP kota Kendari.
Riski mengatakan, pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan. Dia menambahkan DPRD kota Kendari, telah memberikan peringatan bahwa dikawasan tersebut telah dilarang untuk menjual bahan bakar eceran.
“Kita berikan peringatan satu atau dua kali, dan juga kami ikutkan Dinas Perdagangan untuk menjaga. Agar ketika dilakukan penggusuran masyarakat, tidak kehilangan mata pencaharian,” ungkapnya.
Baca Juga : Pansel JPTP Direktur RSUD Kota Kendari Umumkan Nama yang Lulus Tahap Administrasi
Dia melanjutkan, Dinas Perdagangan dapat memberikan solusi untuk memberikan mata pencaharian baru bagi masyarakat. Dia mengaku, hingga saat ini belum juga dilakukan oleh OPD Teknis.
“Nanti kita akan panggil lagi, yang jelas DPRD Kota Kendari sangat tegas penjual BBM eceran disekitar SPBU, kita sudah larang sesuai dengan aturan yang berlaku. Makanya ini perannya ada di satpol PP, kalau mereka tidak mengindahkan itu berarti mereka yang melanggar atura regulasi yang sudah kita sepakati bersama,” jelasnya.
Sementara itu Wali Kota Kendari, H. Sulkarnain Kadir mengatakan, persoalan ini merupakan fenomena yang sudah ada sejak dulu, hanya saja kembali marak pas naiknya harga BBM.
“Kita himbau masyarakat untuk tetap mengendalikan diri, termasuk pedagang eceran, boleh mencari nafkah. Tapi jangan sampai memanfaatkan situasi seperti ini, kalaupun menjual dengan harga yang wajar,” ungkapnya.
Baca Juga : Penuhi Undangan Menteri Menpan RB, ini Tujuan Bupati Konawe
Dia menambahkan Pemkot Kendari telah berkoordinasi dengan Pertamina, kepolisian, dan pihak-pihak terkait.
“Supaya ini bisa kita sinergikan bersama sehingga tidak terjadi gejolak di daerah karena nanti yang merasakan kita di daerah,” katanya.
Penertiban juga telah dilakukan oleh pihak Pemkot hanya saja tidak menggunakan pendekatan yang represif. Sulkarnain mengaku, pendekatan yang dilakukan pada masyarakat adalah pendekatan humanis, untuk mencari solusi lainnya terkait dengan mata pencaharian pedagang BBM eceran.
“Kalau mereka punya mata pencahariankan tidak mungkin menjual itu karena pekerjaan yang beresiko yang dibuktikan kemarin di tapak kuda kita terjadi kebakaran,” tutupnya.
Reporter: Dila Aidzin