NEWS

Memprihatinkan, Cerita Warga Lalodati di Kendari yang Tinggal Digubuk Nyaris Roboh

922
×

Memprihatinkan, Cerita Warga Lalodati di Kendari yang Tinggal Digubuk Nyaris Roboh

Sebarkan artikel ini
Keadaan Rumah Wa Ode Maambe saat ini (Foto:Kadamu/KoP)

KENDARI, MEDIAKENDARI.COM – Seorang janda tua bernama Wa Ode Maambe yang saat ini berusia 50 tahun tinggal dengan kondisi memprihatinkan dalam sebuah gubuk bersama dengan dua orang anaknya.

Wa Ode Maambe merupakan salah satu warga yang tinggal Kelurahan Lalodati, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari. Gubuk yang ditinggali wanita ini berdindingkan papan tak utuh dan bahkan nyaris roboh.

Untuk menyangga rumahnya, sengaja dibuatkan tiang penyangga dibagian luar hunian agar rumahnya tidak roboh. Tak hanya itu, bahkan atap gubuknya pun terlihat banyak kebocoran sehingga jika turun hujan, segala sesuatu yang ada di dalamnya harus diamankan terlebih dahulu.

Maambe juga bekerja di sebuah pabrik roti sebagai buruh dengan penghasilan Rp 25 ribu per harinya. Sejak Februari 2021, ia menjadi tulang punggung keluarga. Pasalnya, suaminya yang bernama La Ode Roie telah meninggal dunia.

Selain bekerja untuk kebutuhan hidupnya dan kedua anaknya, Maambe juga menyisihkan penghasilan yang didapatkannya untuk biaya pendidikan anak-anaknya.

Baca Juga : Kukuhkan Pimpinan BAZNAS Sultra, Gubernur Ali Mazi Minta Hal Ini

Saat ditemui awak media, Maambe mengatakan saat ini anak keduanya duduk di bangku SMA. Sedangkan anak pertamanya telah lulus dan sedang menderita penyakit berat.

“Walaupun harus menahan lapar dan susah makan, yang paling penting anak-anakku bisa bersekolah,” ungkap Wa Ode Maambe saat diwawancarai pada Senin, 20 Juni 2022.

Wanita berhijab ini juga mengharapkan anaknya mendapatkan keringanan dalam membayar SPP dan keadaannya saat ini bisa mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat maupun masyarakat.

Gubuk reot tersebut berada di jalan setapak samping kantor Kelurahan Lalodati, tepatnya di ujung lorong Masjid Al Halim dan hingga saat ini belum mendapat bantuan rehabilitasi.

Reporter : Dila Aidzin

You cannot copy content of this page