Reporter : Ruslan
Editor : Kang Upi
KENDARI – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Abdurrahman Shaleh menyebut pengelolaan tambang di Sultra tidak bagus.
Sebab hasil dari pengolahan kekayaan mineral Bumi Anoa ini, nilainya lebih besar yang dikembalikan ke pemerintah pusat, ketimbang yang dinikmati pemerintah daerah.
Contoh, kata politisi yang akrab disebut ARS ini, misalnya seperti PT. Antam yang mengelola Sumber Daya Alam (SDA) di Sultra. Dari pengelolaan ini, hasilnya mereka kembalikan ke pusat lebih besar dan Sultra hanya dapat tetesannya saja.
“Sumber daya alam kita melimpah tapi kita tidak merasakan apa-apa, berarti ada yang salah disini,” bebernya kepada mediakendari.com, Rabu (19/12/2018).
Menurutnya, hasil ini akan berbeda jika semua perusahaan tambang di Sultra dikelola sendiri oleh Pemda lewat Badan usaha milik daerah (BUMD).
“Jadi kalau bisa kita kelola sendiri sumber daya alam yang ada di Sultra, justru lebih cepat perkembangan yang kita dapat,” ungkapnya.
Untuk itu, lanjutnya, komitmen kita harus tegas jangan ada lagi yang tidak ikut mekanisme dalam tatakelola pertambangan.
“Kita cinta terhadap investasi kita welcome terhadap siapa saja yang datang di Sultra.Tapi harus tahu aturan dan mekanisme yang ada,” pungkasnya. (b)