NEWS

Naiknya Harga BBM, Bahan Sembako di Kolut Masih Cenderung Stabil

4779
×

Naiknya Harga BBM, Bahan Sembako di Kolut Masih Cenderung Stabil

Sebarkan artikel ini

Kolaka Utara, MEDIAKENDARI.COM – Pasca di umukannya terkait dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah pusat, tentu akan berdampak pada lonjakan naiknya bahan sembako.

Namun hal tersebut, belum semua terjadi untuk di pasar lacaria kecamatan lasusua kabupaten Kolaka Utara (Kolut) provinsi Sulawesi tenggara (Sultra).

Baca Juga : Pasca BBM Naik, Bahtra Dorong Pemerintah Salurkan Bantuan ke UMKM

Nurlia salah satu pedagang yang menjual beberapa jenis bahan sembako, saat ditemui di pasar lacaria Selasa 06/9/2022 menuturkan, bahwa setelah pemerintah mengumumkan kenaikan BBM, maka disini belum ada kenaikan beberapa jenis sembako.

“Belum naiknya beberapa bahan sembako tersebut di sebabkan, karena bahan yang kami jual ini masih stock sebelum naiknya BBM, namun tidak menutup kemunkinan harga juga akan ikut naik, kalau pasokan bahan yang akan masuk ikut juga dinaikkan oleh pemasok. Karena ketika bahan-bahan tersebut sudah datang, lalu pemasok menaikkan harga tentu kami juga selaku penjual akan menaikkan harga,” ungkapnya.

Sementara itu penjual lainnya, Salma dalam mengatakan jadi untuk jenis bahan sembako, yang masih stabil pada harga biasanya seperti bawang merah Rp 45 ribu per kilo,bawang putih Rp 30 ribu per kilo, kemudian untuk sayur kol Rp 10 ribu per kilo, dan sayur sawit putih Rp 15 ribu per kilo

Baca Juga : Pengamat Ekonomi Sultra, Nilai Kenaikan BBM Dapat Tingkatkan Inflasi Daerah

“Dan sagu masih harga Rp.80 ribu/karung atau harga untuk satu liternya Rp 5 ribu perliter, kemudian untuk minyak goreng Rp 17 ribu untuk satu liter, sedangkan untuk dua liter harganya Rp 35 ribu,” jelasnya.

Pantauan awak media di pasar lacaria, yang naik pada bahan sembako beras tadinya harga Rp 450 ribu naik menjadi Rp.500 ribu per 50 kilo, dan telur Rp.60 ribu per rak dari harga sebelumnya Rp 47 ribu, kemudian kondisi pasar lacaria masih sepi.

Reporter : Pendi

Facebook : Mediakendari

You cannot copy content of this page