EKONOMI & BISNISFEATUREDKendari

Pertumbuhan Ekonomi Kota Kendari Bulan April Mengalami Deflasi 0,16 Persen

590
×

Pertumbuhan Ekonomi Kota Kendari Bulan April Mengalami Deflasi 0,16 Persen

Sebarkan artikel ini

KENDARI – Berdasarkan rilis data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi tenggara (Sultra) pada Rabu, (02/05/2018), Kepala bidang (Kabid) Statistik Distribusi BPS Sultra, Surianti Toar menyebut, pertumbuhan ekonomi di Kota Kendari pada bulan April 2018 mengalami deflasi sebesar 0,16 persen.

Dikatakannya, deflasi Kota Kendari bulan April tahun 2018, tercatat sebesar 0,16 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 125,78. Secara nasional dari 82 kota yang menghitung inflasi dua puluh delapan kota tercatat deflasi dan 54 kota tercatat inflasi.

“Jadi deflasi tertinggi tercatat di Tual Provinsi Maluku sebesar 2,26 persen dan deflasi terendah tercatat di Medan Provinsi Sumatera Utara, Bandar Lampung dan Tegal Provinsi Jawa Tengah masing-masing 0,01 persen. Sedangkan inflasi tertinggi tercatat di Merauke Provinsi Papua sebesar 1,32 persen,” ujar Surianti melalui rilisnya di ruang Aula BPS Sultra, Rabu (02/06/2018).

Dijelaskannya, deflasi yang terjadi di Kota Kendari tercatat disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 1,21 persen.

BACA JUGA: BPS Kolaka Sosialisasi Penyusunan Disagregasi PMTB di Koltim

Sementara itu, kelompok yang tercatat inflasi yaitu kelompok sandang 0,57 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,39 persen; kesehatan 0,37 persen; transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,16 persen serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,04 persen.

“Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan dan relatif stabil,” paparnya.

Ia menguraikan, komoditas yang memberikan sumbangan deflasi terbesar adalah kembung/gembung/banyar/gembolo/aso-aso, layang/benggol, cakalang/sisik, angkutan udara, bandeng/bolu, tomat buah, tomat sayur, daging ayam ras, kol putih/kubis serta tembang.

Katanya, komoditas yang memberikan sumbangan deflasi terbesar adalah kembung/ gembung/banyar/gembolo/aso-aso, rambe, layang/benggol, ekor kuning, kangkung, kacang panjang, sawi hijau, beras, bayam serta jantung pisang.

“Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah bawang merah, bawang putih, bensin, rokok putih, rokok kretek filter, emas perhiasan, celana panjang jeans pria, cabai rawit, tomat buah serta shampo,” urainya.

Surianti juga menyampaikan, dari sebelas kota di Pulau Sulawesi, empat kota tercatat deflasi dan tujuh kota inflasi. Deflasi tertinggi tercatat di pare-Pare Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 0,34 persen dengan IHK 126,44. Sedangkan deflasi terendah tercatat di Gorontalo Provinsi Gorontalo sebesar 0,12 persen dengan HK 127,14.

“Tingkat inflasi Kota Kendari tahun kalender bulan Januari sampai bulan April 2018 sebesar 0,40 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun dari bulan April 2018 terhadap bulan April 2016 sebesar 2,34 persen,” bebernya.

“Untuk tingkat inflasi periode yang sama tahun kalender Januari sampai April 2017 hanya sebesar 1,00 persen dan laju inflasi year on year April 2017 terhadap April 2016 tercatat sebesar 2,91 persen,” pungkasnya.


Reporter: Waty
Editor: Kardin

You cannot copy content of this page