AFRIKA – PRESIDEN Aljazair Abdelaziz Bouteflika, yang telah berkuasa selama dua puluh tahun, hari Senin (11/3) membatalkan rencana untuk mengikuti pemilu guna memenangkan masa jabatan kelima. Hal ini disampaikan setelah meluasnya aksi protes yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang mengkritisi kelayakannya untuk kembali menjabat. Penundaan pelaksanaan pemilu serentak secara terus menerus telah membuat para pengecamnya menilai Bouteflika berniat mempertahankan kekuasaan.
Presiden Bouteflika, yang sejak terkena serangan stroke pada tahun 2013 jarang terlihat di depan publik dan baru saja kembali dari perawatan kesehatan di Jenewa dua minggu lalu, berjanji akan membentuk sebuah panel untuk merencanakan pelaksanaan pemilu dan pemerintahan sementara.
Baca Juga :
- PADI Sultra Resmi Kantongi SKT Kesbangpol, Langkah Awal Menuju Peserta Pemilu 2029
- PAW Ketua DPRD Sultra Dipersoalkan, Rasmin Jaya: Ada Kepentingan Terselubung!
- Wali Kota Kendari Dapat Apresiasi Langsung dari Ketua Umum Golkar di Musda XI Sultra
- Kader Gerindra Konawe Protes Penetapan PAW, KPU Dinilai Abaikan Aturan Pemilu
- Reses Fadhal Rahmat di Anggoeya, Warga Usulkan Penerangan Listrik di Area Perkuburan Jadi Perhatian
- Serap Aspirasi Warga, Muhammad Maulana Ali Syaputra Terima Usulan Sumur Bor dan Perbaikan Drainase
Dalam sebuah surat kepada rakyat Aljazair, sebagaimana dirilis kantor berita APS hari Senin, Bouteflika – yang kini berusia 82 tahun – menekankan pentingnya melibatkan anak muda Aljazair yang sempat kecewa dalam proses reformasi sebelumnya. Ia menggarisbawahi perlunya “menyerahkan negara itu ke tangan generasi baru.”
Tetapi bagi banyak rakyat, dan terutama para demonstran, kalimat paling penting dalam surat presiden itu adalah “tidak akan ada masa jabatan kelima.”
Tak lama setelah kabar soal surat presiden itu meluas, perayaan tampak berlangsung di jalan-jalan kota Aljir. Mobil-mobil membunyikan klakson dan orang-orang bersorak sorai, melambaikan tangan dan bendera, sebagian menyanyikan lagu kebangsaan negara itu. Sebagian mengucapkan terima kasih kepada Bouteflika. Lainnya menggambarkan perkembangan itu sebagai “sinar matahari sesungguhnya.”
Baca Juga :
- Mahakarya Tenun Sobi Curi Perhatian di Belanda, Produk Mantel Heritage Laris di Pasar Internasional
- Tampil Penuh Semangat, Atlet Silat Sultra Harun Akbar Amankan Medali Perunggu di Palembang
- Hugua Wakili Gubernur Bahas Kerjasama dengan BUMN Rusia Terkait Pembangunan Listrik Tenaga Nuklir di Sultra
- World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Kearifan Lokal Bali
- Pj Bupati Harmin Ramba Dianugerahi International Certificate of Excellence and Recognition
- Sukses Selenggarakan Pemilu 2024, PPLN Istanbul Gunakan Tiga Metode
Meskipun demikian banyak warga yang masih khawatir karena tahu persis bahwa pernyataan Bouteflika itu baru langkah pertama. Presiden itu tidak memberi rincian tanggal atau tenggat pemilu yang direncanakan. Dalam suratnya ia hanya mengatakan “konferensi nasional” yang dibentuknya akan merencanakan pemilu dan sekaligus bertanggungjawab merancang konstitusi baru Aljazair.
Ia juga mengatakan akan mengumumkan pemerintahan sementara. Perubahan terjadi dalam beberapa jam kemudian.
Seorang tokoh yang setia pada Bouteflika dan kini menjabat sebagai menteri dalam negeri, Noureddine Bedoui, diangkat menjadi perdana menteri dan dimandatkan untuk membantu pemerintahan baru, demikian menurut kantor berita Aljazair APS. [em]











