Kendari

Program Kotaku, Sulkarnain Kadir Kembali Meletakkan Batu Pertama di Kelurahan Mataiwoi

411
×

Program Kotaku, Sulkarnain Kadir Kembali Meletakkan Batu Pertama di Kelurahan Mataiwoi

Sebarkan artikel ini
Walikota Kendari
Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir, saat melakukan peletakkan batu pertama pengerjaan drainase di Kelurahan Mataiwoi dalam Program Kotaku. Foto : Febi Purnasari / MEDIAKENDARI.Com

Reporter : Febi Purnasari

KENDARI – Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir, kembali meletakkan batu pertama dalam Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di Kelurahan Mataiwoi, Kecamatan Wua-wua, Kota Kendari, Rabu 1 Juli 2020.

Sebelumnya, program ini Kotaku pertama kali dilakukan di Kelurahan Tipulu pada Selasa, 27 Juni 2020.

Tidak hanya melakukan peletakan batu pertama, Sulkarnain Kadir juga memberikan Bantuan Langsung bagi Masyarakat (BLM) di Kelurahan Mataiwoi.

Sulkarnain Kadir, meminta kepada masyarakat Kelurahan Mataiwoi agar bersama-sama mengawal program Kotaku.

“Mari kita mulai ambil bagian dari awal, jangan nanti ada masalah baru melapor, kalau mau kawasan baik, mari kita bekerjasama,”ujarnya.

Kelurahan Mataiwoi mendapat alokasi anggaran Program Kotaku sebesar Rp 1 miliar untuk penanganan kawasan kumuh di 7 titik.

Pembangunan Drainase sepanjang 200 meter di RT 09 RW 03 ini, menggunakan anggaran Rp 54.555.000.

Ia menambahkan, selain penataan kawasan di Bungkutoko, Kota Kendari juga mendapat program penataan kawasan Kali Mandonga sebesar Rp 7 miliar. Program ini sudah mulai dikerjakan tahun 2019.

Sementara itu, Kepala Balai Prasana Permukiman Wilayah Sultra Ditjen PUPR , Mustaba mengatakan, tahun 2020 Kota Kendari mendapat alokasi anggaran Rp 4 miliar di 4 kelurahan.

Menurutnya, jika program Kotaku bisa berkolaborasi dengan dana kelurahan, maka jumlah kawasan kumuh di Kota Kendari bisa berkurang.

“Saya berharap program ini bisa selesai tepat waktu, tepat mutu dan tepat biaya karena nanti apa yang dikerjakan ini diaudit BPKP, sebagai pertanggung jawaban. Untuk penanganan kawasan Bungkutoko, kita berharap kedepan bisa dikembangkan menjadi wisata air, setelah penangan kawasan itu selesai,”tuturnya.

Sementara itu juga, Koordinator Kota Program Kotaku, Langkarisu mengatakan, kawasan kumuh di Kelurahan Mataiwoi seluas 2,5 hektar dengan skor kawasan kumuh sebesar 24 atau berada pada kategori kumuh ringan.

“Kita berharap setelah turunnya intervensi program Kotaku ini, jumlah kawasan kumuh di Kelurahan Mataiwoi bisa berkurang atau bahkan hilang,”harapnya.

You cannot copy content of this page