DAERAHKONAWEPENDIDIKAN

SMAN 1 Morosi Bantah Pungli Rp200 Ribu, Sebut Iuran CCTV Hasil Musyawarah Orang Tua Murid

4310
×

SMAN 1 Morosi Bantah Pungli Rp200 Ribu, Sebut Iuran CCTV Hasil Musyawarah Orang Tua Murid

Sebarkan artikel ini
Keputusan pemasangan CCTV di sekolah pada 2023 murni berasal dari hasil musyawarah bersama orang tua siswa.

KONAWE, MEDIAKENDARI.com – Pihak SMA Negeri 1 Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, membantah keras tudingan adanya pungutan liar (pungli) sebesar Rp200 ribu yang dibebankan kepada siswa baru untuk pembelian fasilitas CCTV sekolah.

Kepala sekolah, guru, dan sejumlah orang tua murid menegaskan bahwa dana tersebut merupakan hasil musyawarah dan kesepakatan bersama orang tua siswa pada tahun 2023, bukan kebijakan sepihak pihak sekolah.

Dugaan pungli sebelumnya mencuat setelah beredar informasi bahwa sejak 2023 hingga 2024, setiap siswa baru di SMAN 1 Morosi diwajibkan menyetor Rp200 ribu untuk pengadaan CCTV.

Beberapa orang tua siswa yang enggan disebutkan namanya mengaku terkejut dan keberatan, namun terpaksa membayar agar anaknya tidak mendapat masalah di sekolah.

Namun, klarifikasi berbeda datang dari pihak sekolah dan sejumlah wali murid. Salah satu orang tua siswa, Edi Suyatno mengungkapkan bahwa pengadaan CCTV tersebut dilakukan berdasarkan kesepakatan hasil musyawarah seluruh orang tua murid pada 2023.

Menurutnya, pemasangan CCTV dilakukan demi kenyamanan dan keamanan kendaraan siswa yang parkir di area sekolah.

“Waktu itu sering sekali ada kerusakan dan pencurian, seperti spion diambil, bensin disedot, jok motor disilet. Jadi demi ketertiban, orang tua murid sepakat untuk mengadakan CCTV. Dana yang dikumpulkan adalah hasil kesepakatan, nilainya Rp200 ribu. Alhamdulillah sejak ada CCTV sampai 2025 ini, tidak ada lagi keluhan,” jelas Edi.

Pernyataan senada disampaikan oleh salah satu guru SMAN 1 Morosi, Sri Nensi. Ia menegaskan bahwa keputusan pemasangan CCTV di sekolah pada 2023 murni berasal dari hasil musyawarah bersama orang tua siswa.

Menurutnya, keluhan orang tua soal kerusakan kendaraan di parkiran sekolah sudah cukup lama terjadi, mulai dari ban motor yang dikempeskan hingga baut variasi yang dicuri.

“Agar kendaraan siswa aman, maka dicapailah kata sepakat untuk mengadakan CCTV. Dananya berasal dari sumbangan sukarela hasil kesepakatan bersama oleh orang tua murid. Sejak itu, tidak ada lagi keluhan, dan siswa bisa belajar dengan tenang,” ujar Sri Nensi.

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Morosi, Yuni menjelaskan bahwa inisiatif pemasangan CCTV datang langsung dari para orang tua siswa. Ide tersebut muncul di tengah rapat sekolah yang awalnya hanya membahas sosialisasi tata tertib pada 2023.

“Dalam sesi saran dan usul, orang tua siswa mengeluhkan kondisi kendaraan anak mereka yang sering dicopot spionnya, stikernya dibuka, bannya dikempeskan. Mereka sendiri yang berinisiatif, menentukan nominal iuran, dan menyepakatinya bersama komite sekolah. Bukan dari pihak sekolah yang menentukan,” tegasnya.

Yuni menambahkan, pihak sekolah justru sempat menyampaikan ketidakmampuan menyediakan CCTV dengan dana sekolah.

Namun, orang tua siswa merespons cepat dan sepakat untuk membiayai pemasangan fasilitas keamanan tersebut secara swadaya.

“Setelah CCTV terpasang, suasana sekolah menjadi lebih kondusif. Tindakan merusak kendaraan bisa terpantau, bahkan aktivitas orang luar yang masuk ke lingkungan sekolah juga dapat terdeteksi. Manfaatnya sangat besar,” tambah Y.

Pihak sekolah berharap klarifikasi ini bisa meluruskan informasi yang beredar dan menegaskan bahwa pengadaan CCTV tidak mengandung unsur pungutan liar, melainkan murni swadaya orang tua demi keamanan dan kenyamanan siswa selama belajar di sekolah.

You cannot copy content of this page