Reporter : Rahmat R
Editor : La Ode Adnan Irham
JAKARTA – Anggota DPR RI periode 2019-2024 Daerah Pemilihan (Dapil) Sultra, Asnawati Hasan atau akrab disapa Tina Nur Alam berharap gabung ke Komisi VI dalam formasi alat kelengkapan dewan yang segera dibentuk. Komisi VI membidangi Perindustrian, Perdagangan, Koperasi UKM, BUMN, Investasi dan Standarisasi Nasional.
Harapan Istri Mantan Gubernur Sultra dua periode, Nur Alam masuk ke Komisi VI, untuk mengembangkan tenun lokal di Sultra yang ingin diperjuangkannya ke kancah nasional maupun internasional.
“Kita berharap bisa lebih vokal mendorong kemajuan industri tenun dan berbagai produk kerajinan lokal Sultra,” katanya saat ditemui di Senayan, Kamis (03/10/2019).
Menurut dia, komisi VI tersebut sinkron dengan komitmen dirinya sejak menjadi anggota DPR Periode 2014-2019, yakni memajukan industri tenun dan kerajinan lokal Sultra.
“Dari dulu saya sangat cinta dengan tenun Sultra. Kita mendorong kolaborasi dengan kementerian dan para pengrajin di daerah bagaimana agar tenun lokal kota bisa terus eksis. Tenun Sultra sudah dikenal sampai luar negeri, memberi dampak ekonomi signifikan bagi daerah dan menjadi identitas kebanggaan Sultra,” terang politisi Nasdem ini.
BACA JUGA :
- Dua Warga Konawe Usai Pulang Umroh, Doakan Pasangan HADIR Jadi Bupati Konawe
- Unsur Pimpinan DPRD Konawe Masa Bakti 2024-2029 Resmi Dikukuhkan
- ASR-HUGUA Bakal Bentuk Badan Ekonomi Kreatif Daerah Untuk Bina Potensi Anak Muda
Lanjutnya, di Komisi VI nanti dia bisa menjembatani banyak program pengembangan industri kreatif di Bumi Anoa. Industri tenun lokal Sultra tidak boleh tenggelam dan kalah saing dengan produk daerah lain.
Ia berkisah, ketika masih menjadi Ketua Tim PKK Sultra, Tina sukses mempromosikan kain tenun Sultra hingga ke level nasional. Saat itu ia menggandeng sejumlah desainer ternama, salah satunya Cita Tenun Indonesia untuk menciptakan kolaborasi desan dan motif tenun agar terlihat lebih modern dan menarik kecintaan kaum milenial menggunakan produk tenun daerah.
Termasuk melatih penenun lokal sehingga bisa menciptakan kain tenun berkulitas dan memiliki nilai jual kompetitif di pasaran. Salah satu contohnya di Desa Masalili, Kabupaten Muna. Penenun disana, Ibu Wa Opa, hasil tenunnya banyak dikenal luas dan makin banyak pemesan. (A)