REDAKSI
KENDARI – Wakil Bupati Konawe Gusli Topan Sabara meminta Pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Konawe memiliki masterplan pengembangan olahraga.
Hal itu diungkapkan Gusli, usai menyerahkan bonus bagi atlet Konawe yang meraih juara di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke-XIII di Kabupaten Kolaka, Desember 2018 lalu.
“KONI harus berbenah, dan bahwa prestasi itu bukan hanya untuk Porprov, apalagi sampai mengambil atlet dari luar, itu sama membohongi diri sendiri,” kata Gusli di ruang kerjanya, Rabu (7/8/2019).
Ia mengungkapkan, jika Konawe pada penyelenggaraan Prorprov ke XIII di Bumi Mekongga itu mengalami penurunan baik jumlah medali maupun status juara antar daerah.
BACA JUGA :
- Pemprov dan DPRD Paripurnakan HUT Sultra ke-60
- Wakili Pj Gubernur, Sekda Sultra Paparkan Tiga Kunci Sukses Otoda dari Kemendagri
- Keciprat Dana Pusat Rp 29 Miliar, Pj Bupati Konawe akan Fokus Tiga Program Pembangunan, Bangun Jalan Dari Kasipute Tembus Bandara HO
- LIRA Sultra Tantang Kejati Usut Proyek Pembangunan Stadion Lakidende yang Diduga Mangkrak
- Usai Terima Penghargaan dari Jokowi, KSK Klaim Didukung Surya Paloh dan Partai Pemenang Pilpres untuk Maju Cagub Sultra
- Status Kinerja Tinggi, Hanya Kery Satu-satunya Mantan Bupati di Sulawesi yang Turut Raih Penghargaan dari Presiden Jokowi
“Itu karena saya tidak ingin pola lama digunakan, yakni mengambil atlet dari luar kabupaten, untuk mewakili Konawe di event tersebut,” tegas Gusli.
Mantan Ketua DPRD Konawe ini menyebut, dengan mengambil atet dari luar maka pembinaan dan regenerasi atlet di Konawe yang dilakukan KONI tidak berjalan baik.
“Padahal tujuan KONI adalah bagaimana mengorganisir Pengcab para atlet agar bisa breprestasi sejak usia dini, sehingga dia bisa dibinsa untuk berprestasi di tingkat Nasional bahkan Internasional,” ujarnya.
Berkaitan dengan kepengurusan KONI Konawe yang akan berakhir, kata Gusli, bahwa pengurus yang saat ini duduk di kursi kepengurusan KONI sudah baik, namun perlu ditingkatkan.
“Harus kita punya masterplan, dan perencanaan pengembangan olahraga kita khususnya untuk peningkatan prestasi, tapi jangan hanya ingin dikenal dengan presikat juara satu, tapi membohongi diri sendiri,” ungkapnya.
Sehingga, kata Gusli, setelah selesai Prorprov yang tersisa hanya medali tetapi tidak ada pembinaan kesinambungan agar menjadi atlet nasional dan internasional.
Gusli menyebut, seharusnya KONI memberikan stimulan agar Pengcab lebih gigih dalam menciptakan atlet berbakat yang ada di Kabupaten Konawe, sehingga bisa membawa nama baik daerah.
“Jadi semua itu harus direncanakan, tidak bisa tiba masa tiba akal. Jadi untuk membangun olahraga dari masterplan atau perencanaan pengembangan olahraga, dan tidak bisa parsial harus menyeluruh,” tambahnya.
Dari masterplan itu, lanjutnya, akan diketahui kapan harus melaksanaan Kejurda dan mengikuti kejurnas serta kompetisi lain, serta mengetahui kekurangan yang harus ditutupi.
“Dalam posisi ini Pemda hanya memberikan dorongan sektoral, sedangkan yang ditugaskan oleh negara untuk membangun olehraga adalah KONI,” pungkasnya.