NEWS

Warga Tanami Pohon Pisang Jalan Provinsi yang Berlubang di Konawe Selatan

1550
×

Warga Tanami Pohon Pisang Jalan Provinsi yang Berlubang di Konawe Selatan

Sebarkan artikel ini
Ketgam: Kondisi jalan di Desa Lalowatu dan Lalonggasu, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan yang ditanami pohon pisang oleh warga. (Foto: Erlin/MEDIAKENDARI.COM)

 

Reporter: Erlin

KONAWE SELATAN – Jalan di Desa Lalowatu dan Lalonggasu, Kecamatan Tinangggea, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) ditanami pohon pisang pada Kamis, 1 April 2021, oleh masyarakat sebagai bentuk protes tak terealisasinya perbaikan jalan yang dijanjikan.

Tindakan yang dilakukan masyarakat di dua desa tersebut sebagai bentuk protes terhadap Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang tak kunjung melakukan perbaikan jalan penghubung Kota Kendari dengan Bombana itu.

Faisal Alfin Fanta, salah satu warga yang melakukan aksi protes mengatakan, aksi itu sudah kali ketiga dilakukan. Ia mengaku, aksi sebelumnya mereka lakukan dengan unjuk rasa dan blokade jalan.

“Kami bersama warga sudah sering melakukan aksi protes, hingga aksi blokade jalan,” terang Alfin kepada MEDAIKENDARI.COM pada Kamis, 1 April 2021.

Alfin mengaku, warga terpaksa melalukan aksi penanaman pohon pisang di jalan berlubang itu agar warga berhati-hati karena sering menyebabkan kecelakaan.

“Setidaknya batang pohon pisang yang ditanaman di kubangan jalan itu agar masyarakat lebih awas dan hati-hati,” ungkapnya.

Alfin menuturkan, upaya masyarakat dalam melakukan aksi protes sudah pernah disampaikan ke Pemprov, bahkan hingga dilakukan hearing bersama DPRD Sultra.

“Waktu hearing bersama DPRD Provinsi, mereka berjanji akan menuntaskan jalan tersebut di bulan Maret kemarin,” kata Alfin.

Namun belakangan warga mengetahui kalauPemprov Sultra telah menganggaran pembangunan jalan di enam ruas jalan utama yang menjadi kewenangannya dengan anggaran sekitar Rp 56 miliar.

“Setelah kami cek ternyata untuk Konawe Selatan ruas jalan yang diprioritaskan itu jalan di Kecamatan Lalembuu dengan anggaran Rp 6 miliar, ” kesalnya.

Ia mengatakan, jalan provinsi sepanjang lebih dari 4 km di dua desa tersebut telah rusak sejak tahun 2010. Sejak itu, ia mengaku tak pernah ada perhatian untuk diperbaiki.

Terpisah, Anggota DPRD Provinsi Sultra, Abdul Rahman Rahim mengaku, dirinya sudah berulang kali mengusulkan pengaspalan jalan di dua desa itu yang jalannya rusak parah. Bahkan sejak awal terpilih menjadi anggota DPR, ia mengaku sudah mengusulkan pengaspalan dari Desa Andoolo hingga Tinanggea.

“Persoalan ini sudah sering saya sampaikan setiap rapat pembahasan Anggaran,” jelas Anggota DPRD Provinsi Dapil Bombana-Konsel ini saat dikonfirmasi via WhatsApp.

Anggota Komisi II DPRD Provinsi ini mengaku, pada tahun 2019 dirinya juga pernah mengusulkan untuk perawatan sepanjang 13 kilometer.Namun,n hingga sekarang juga belum ada kepastian.

“Saya bersama Bappeda Sultra dan Dinas Cipta Karya Sultra sudah turun melakukan pengukuran yang katanya mulai dikerjakan awal Maret. Namun, hingga kini belum juga ada kepastian,” pungkasnya. (A)

You cannot copy content of this page