NEWS

Begini Upaya Wujudkan Toleransi di Dunia Maya

925
×

Begini Upaya Wujudkan Toleransi di Dunia Maya

Sebarkan artikel ini
Kegiatan upaya mewujudkan Toleransi di Dunia Maya di Kabupaten Gowa.

GOWA – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia (RI) dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual Jum’at, 05 November 2021 di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Kegiatan dengan tema “Kembangkan Multikulturalisme di Ruang Digital” kali ini diikuti oleh 381 peserta dari berbagai kalangan.

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Digital Entrepreneur & Public Speaking Coach Maya Oktarina, Pemengaruh & TOP 10 of Puteri Indonesia 2019, Wa Ode Amelia Nadine, Dosen UPRI Makassar, Doddy Kurniawan, dan Legal Officer & Pendiri Fianosa.com, Angelo Emanuel Flavio. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Humaerah selaku jurnalis. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden RI, Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Memasuki sesi pemaparan, pemateri pertama adalah Maya yang membawakan materi kecakapan digital bertema “Menyambut Generasi Alfa, Peluang dan Tantangan Keterampilan Digital”.

Menurut Maya, 2,5 juta generasi alfa yang lahir tiap minggu membuat jumlahnya akan membengkak jadi sekitar 2 miliar pada 2025. Karakter mereka yang berpikiran terbuka dan tergantung pada gawai serta internet harus kita siapkan dengan berbagai keterampilan digital yang cukup agar mampu bertahan atau bersaing di masa depan.

“Kecakapan pemanfaatan teknologi, sikap kritis, kreatif, inovatif, dan kolaboratif harus dipupuk sejak dini agar generasi alfa mampu beradaptasi serta berdaya saing di tengah perkembangan kehidupan digital,” ungkapnya.

Berikutnya, Wa Ode Amelia menyampaikan materi etika digital berjudul “Ketahui Aturan Berinteraksi di Dunia Digital”. Ia mengatakan, dalam berinteraksi di dunia digital, hindari konten yang mengandung unsur SARA, perundungan, ujaran kebencian, kekerasan, pornografi, dan hoaks. “Bangun citra diri positif dengan menghindari konten negatif serta pahami keragaman budaya guna memperkokoh masyarakat digital yang multikultural,” pesannya.

Sebagai pemateri ketiga, Doddy membawakan tema budaya digital tentang “Memahami Multikulturalisme dalam Ruang Digital”. Menurut dia, perkembangan teknologi digital memungkinkan terbentuknya global village (desa global) yang menembus batas-batas teritorial dan sekat-sekat kebudayaan dalam kehidupan masyarakat.

Pemahaman akan keragaman budaya di ruang digital penting untuk menghindarkan prasangka maupun konflik sosial akibat perbedaan budaya, kekeliruan interpretasi komunikasi antar budaya, dan anonimitas dunia maya. “Penerapan multikulturalisme membuat kita saling memahami, menghormati, dan menghargai keragaman budaya,”ujarnya.

Adapun Angelo, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema keamanan digital mengenai “Tips dan Pentingnya Internet Sehat”. Ia mengatakan bahwa berinternet secara tertib, baik, dan beretika penting untuk meminimalisir dampak negatif dunia maya seperti pelanggaran hak cipta, pornografi, hingga ancaman kejahatan siber.

“Orang tua bisa memanfaatkan aplikasi ataupun fitur penyaring konten bagi anak, mengawasi, dan membatasi penggunaan internet demi menjaga keamanan anak-anaknya di dunia maya,” ujarnya.

Selanjutnya, moderator membuka sesi tanya jawab yang disambut meriah oleh para peserta. Selain bisa bertanya langsung kepada para narasumber, peserta juga berkesempatan memperoleh uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Salah satu pertanyaan menarik peserta di antaranya tentang bagaimana mengajarkan masyarakat toleransi dalam berpendapat di dunia maya. Narasumber menjelaskan bahwa solusi sederhananya, kita harus sepenuhnya sadar bahwa aktivitas kita terekam sebagai jejak digital dan apa yang kita unggah ke publik akan direspon sesuai interpretasi masyarakat serta bisa berdampak luas sehingga kita bisa bertanggung jawab saat berinternet.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. (Adm).

 

Penulis : Redaksi

 

You cannot copy content of this page