Kendari

BEM STMIK Kendari Tolak Bila Kuliah Online Lagi, Ini Alasannya

2516
×

BEM STMIK Kendari Tolak Bila Kuliah Online Lagi, Ini Alasannya

Sebarkan artikel ini
Tagar tolak perkuliahan online yang dibuat oleh gabungan BEM-BEM lain termasuk BEM STMIK Catur Sakti Kendari.

Redaksi

KENDARI – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer (STMIK) Catur Sakti Kota Kendari menolak bila pada tahun ajaran 2022 mendatang pihak kampus masih menerapkan lagi proses perkuliahan secara online (Daring).

BEM STMIK Kendari menolak terus-menerus kuliah online dengan alasan mahasiswa merasa bosan dengan metode pembelajaran tersebut.

“Para pelajar atau mahasiswa sudah jenuh dengan adanya proses pembelajaran secara daring. Harus dipahami, bahwa Pembelajaran Daring ini sudah diberlakukan hampir selama dua tahun dan sangat tidak efektif hasilnya,” ungkap Ketua BEM STMIK Catur Sakti Kendari, Abdul Wahid Akhyarudin dalam keterangannya Senin, 27 September 2021.

Menurutnya, seluruh pihak menginginkan pembelajaran tatap muka mulai dari mahasiswa, dosen, pelajar maupun guru. Pembelajaran daring tidak menjadikan generasi bangsa paham akan kondisi yang sesungguhnya dialami.

Wahid mengatakan pihaknya telah menggelar vaksinasi bersama pihaknya terkait lainnya yang merupakan gerakan BEM secara nasional untuk memenuhi keinginan pihaknya yang mau belajar tatap muka sekaligus sebagai syarat dapat belajar offline.

“Pembelajaran daring tidak membentuk mental yang kuat kepada pelajar. Yang lebih penting dari pembelajaran adalah membentuk karakter dan mental generasi muda untuk terus berkembang dan berguna bagi bangsa dan negara,” tukasnya.

Ia menegaskan pihaknya mendesak Kemendikbudristek untuk membuat peraturan terkait sistem dan juga konsep belajar offline yang melibatkan perwakilan mahasiswa dan juga pelajar selaku subjek dalam proses belajar dalam pembentukan peraturan dan grand design secara umum.

“Dengan begitu regulasi (Aturan) sistem Pendidikan Negara kita betul-betul sesuai dengan kebutuhan dan keinginan Industri,” ujarnya.

Ia menambahkan pihaknya tergabung di Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (BEMNUS) yang membuat gerakan serentak bersama-sama BEM-BEM lainnya untuk menyebarkan tagar 2022 tolak belajar online di berbagai media sosial yang dimiliki.

“Saya berharap pemerintah Republik Indonesia untuk segera mengevaluasi pembelajaran daring ini yang kesiapan fasilitas dan sarana prasarana yang belum matang,” pintanya.

You cannot copy content of this page