Uber dan Airbnb adalah dua dari setidaknya enam perusahaan berkantor di California yang bernilai lebih dari satu miliar dolar, yang diperkirakan akan go public tahun ini, menciptakan kelompok miliarder dan sekaligus memicu perdebatan sengit di antara perancang anggaran negara.
Meskipun masih sulit untuk mengukur total pendapatan pajak terhadap potensi laba yang akan dihasilkan perusahaan-perusahaan itu, tidak berlebihan untuk memperkirakan bahwa California akan memperoleh tambahan satu miliar dolar atau lebih setelah penawaran publik perdana atau IPO nanti.
“Saya belum pernah mengalami hal seperti ini,” ujar Daniel Morgan, manajer portofolio senior di perusahaan investasi Synovus Trust kepada Associated Press. “Ini pasti akan memberi keuntungan bagi semua orang, bukan hanya para pemilik perusahaan teknologi itu, tetapi juga negara bagian California.”
Ini adalah kesempatan menggiurkan bagi anggota parlemen di negara bagian itu untuk meloloskan rancangan undang-undang yang sebelumnya mereka blokir. Tetapi Ketua Majelis Anggaran Phil Ting mengatakan para anggota Kongres di negara bagian itu tidak dapat mengandalkan pada uang dari laba perusahaan teknologi itu semata dan mereka siap belajar dari kesalahan pada masa silam.
“Saya rasa kita harus sangat hati-hati,” ujar Ting, yang juga anggota faksi Demokrat di San Fransisco. “Anggaran keseluruhan kami adalah sekitar 200 miliar dolar. Jadi kalau sampai ada rejeki nomplok sekalipun, misalnya satu atau dua miliar lagi, hal itu tidak akan memberi dampak nyata pada anggaran kami, kecuali jika menggunakannya untuk hal yang salah.”
Associated Press mencatat inilah yang terjadi pada akhir 1900 dan awal 2000an. Para pembuat undang-undang meningkatkan dengan cepat pengeluaran negara di tengah booming-nya perusahaan-perusahaan teknologi dan penawaran publik atau IPO yang dilakukan, namun segera memicu resesi ketika terjadi kesenjangan anggaran hingga 14 miliar dolar.
Meski sudah punya pengalaman pahit sebelumnya, bukan tak mungkin jika godaan besar itu akan membuat anggota-anggota Kongres tergiur juga.
Negara bagian itu memperkirakan surplus 21 miliar dolar pada tahun pertama pemerintahan Gubernur Gavin Newsom, belum termasuk laba yang diperoleh dari IPO.
Mantan gubernur Jerry Brown memulai pemerintahannya dengan defisit, dan ia kerap bentrok dengan sesama anggota faksi Demokrat yang ingin menghabiskan lebih banyak anggaran, sementara ia ingin menghematnya. Ketika masa jabatannya berakhir, perekonomian California limbung. Itulah sebabnya Brown buru-buru mengingatkan Newsom agar tidak menghadapi masa sulit seperti yang dialaminya ketika berurusan dengan badan legislatif di negara bagian itu.
Newsom mengusulkan pengeluaran baru, termasuk usul meningkatkan kualitas air minum di daerah pedalaman dan mendukung sistem panggilan darurat 911. Namun ia mengusulkan pajak baru untuk membayar pengeluaran baru tersebut dan tidak mengandalkan surplus yang mungkin ada. (em)