Duka masih terasa di kediaman almarhum Rudi Mulia Prabowo, di daerah Pisangan Baru, Jakarta Timur. Sukaesih, istri almarhum Rudi, masih berusaha untuk ikhlas atas kepergian suaminya.
“Saya masih belajar ikhlas ya.. Kan mendadak banget.. Bagi dia (mungkin) enak.. Tapi bagi kita yang ditinggalinnya benar-benar syok,” jelasnya.
Mendiang Rudi Mulia Prabowo adalah Ketua Kelompok Panitia Pemungutan Suara atau KPPS 009 di Pisangan Baru, Jakarta Timur.
Rudi meninggal dunia 22 April lalu, usai bekerja secara marathon mempersiapkan dan menggelar pemungutan suara di wilayahnya. Rudi sempat mengeluhkan pusing saat melakukan penghitungan suara.
“Dua hari sebelum pencoblosan udah sibuk dia. Pulang malem, tidur siangnya kurang. Malam pencoblosan dia pulang setengah dua (malam). Dia bilang bangunin saya jam 5 (pagi) karena jam 6 udah harus di TPS lagi,” kata Sukaesih.
Usai pemungutan suara, kondisinya tak juga membaik. Rudi meninggal saat hendak mendapat perawatan di rumah sakit. Tak ada diagnosa pasti mengenai penyebab kematiannya. Ia diduga meninggal akibat kelelahan.
Cerita serupa juga dialami almarhum Tutung Suryadi, Ketua KPPS 025 Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat. Tutung meninggal secara mendadak sehari menjelang pemungutan suara di kantor kelurahan tamansari, saat mengembalikan berkas-berkas pemungutan suara.
Ia juga diduga mengalami kelelahan usai mempersiapkan segala keperluan menjelang pemungutan suara.
“Sakit kecapean atau apa… tiap mau rebahan sebentar datang warga minta ini.. Minta ini (tanda tangan)..dia balik lagi.. Jadi dia istirahatnya juga kurang,” jelas Tuti Suhartini.
Menurut keluarganya, Tutung mulai sibuk mempersiapkan pemungutan suara di wilayahnya sejak empat hari menjelang pemungutan.
Almarhum Rudi Mulia Prabowo dan Tutung Suryadi hanyalah dua orang dari ratusan anggota KPPS yang meninggal saat menjalankan tugasnya.
KPU mencatat sebanyak 440 anggota KPPS meninggal dunia saat menjalankan tugas sebagai anggota KPPS. Sementara lebih dari 3.700 lainnya menderita sakit. Alur kerja yang panjang dan melelahkan diduga menjadi pemicunya.
Bagi keluarga korban mereka berharap akan ada perubahan pada gelaran pemilu selanjutnya, agar peristiwa yang mereka alami tak terjadi lagi. Santunan Petugas Pemilu yang Meninggal Segera Diberikan
“Kalo menurut pribadi saya, mending dipisah aja deh ke depannya.. Karena kalo digabung gini ngirit biaya tapi banyak nyawa ‘kan yang ilang,” kata Inez, putri mendiang Rudi Mulia Prabowo.
Meski merasa berat dan sedih atas kepergian orang yang dicintainya, mereka juga merasa bangga atas apa yang telah dilakukan almarhum.
“Saya syok, tapi di sisi lain saya bangga karena dia gugur sebagai pahlawan demokrasi,” imbuh Sukaesih. [au]