BREAKING NEWS

Pelajar SMP di Kabupaten Buton Tewas Diterkam Buaya

1250
×

Pelajar SMP di Kabupaten Buton Tewas Diterkam Buaya

Sebarkan artikel ini
Muhammad Fauzi, remaja 14 tahun di Kabupaten Buton yang tewas diterkam buaya di sungai umala oge, Desa Kinapani Makmur, Kecamatan Lasalimu Selatan, Senin (18/10/2021). Foto: Adhil/mediakendari.com

Reporter: Adhil

BUTON – Muhammad Fauzi, remaja berusia 14 tahun yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Desa Kinapani Makmur, Kecamatan Lasalimu Selatan, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra), tewas diterkam buaya di sungai, Senin (18/10/2021) sekitar pukul 12.30 WITA.

Peristiwa naas itu, bermula saat korban yang ikut memperbaiki sedotan pasir yang digunakan untuk menambang pasir di sungai Umala Oge. Namun setelah selesai, korban tidak langsung pulang dan diduga korban sempat terjun ke sungai untuk mandi.

Naas, baru beberapa saat berada didalam sungai, suara korban menjerit kesakitan terdengar oleh warga sekitar. Namun saat dicari, korban sudah tidak terlihat hingga warga lainnya melihat tubuh korban sudah digigit buaya dan diseret ketengah sungai. Tubuh korban yang terlihat terseret buaya membuat sejumlah warga histeris.

“Saya mendengar suara korban teriak “Ado” di samping rakit penyodotan pasir milik La Ode Anton. Langsung kita cari, tapi tidak lama kita lihat ada buaya terapung dan membawa korban dalam posisi digigit dibagian paha sebelah kiri,” kata Haris.

Kepala Pos SAR Baubau, Andri safrudin mengatakan pihaknya yang mendapatkan laporan langsung menuju lokasi kejadian menggunakan rescue car membawa satu unit rubber boat serta peralatan pendukung keselamatan lainnya untuk membantu mencari korban.

Jasad korban akhirnya berhasil ditemukan sekitar pukul 20.36 Wita oleh tim gabungan dari Polsek Ambuau, TNI, Sar dan warga setempat. Sejumlah luka gigitan buaya ditemukan pada betis sebelah kanan.

“Setelah dievakuasi, jasad korban langsung dibawa ke rumah duka. Dan rencana hari ini, Selasa (19/10/2021) korban akan dikebumikan di lokasi pemakaman umum desa setempat,” Andri safrudin

You cannot copy content of this page