BUTON SELATAN

Penerapan Protokol Kesehatan Tetap Berlaku Diacara Ritual Adat di Busel

1205
×

Penerapan Protokol Kesehatan Tetap Berlaku Diacara Ritual Adat di Busel

Sebarkan artikel ini
Pemkab Busel
Jajaran Pemkab Busel bersama Tokoh Masyarat Bahari saat Ritual pesta adat Riapa Wapulaka. Foto : Dinas Kominfo Buse

Penulis : Ardilan

BUTON SELATAN – Penerapan protokol kesehatan Covid-19 masih tetap menjadi prioritas dalam setiap agenda yang dilakukan semua pihaknya. Seperti halnya diacara Ritual pesta adat Riapa Wapulaka Desa Bahari di Kecamatan Sampolawa yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton Selatan (Busel).

Acara yang berlangsung selama satu pekan lamanya itu atau tepatnya dimulai sejak Sabtu 24 Oktober 2020 sampai pada puncak acara, Minggu 01 November 2020 tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19.

Salah satu tokoh masyarakat, La Didi mengungkapkan ritual adat Riapa Wapulaka merupakan agenda rutin yang digelar setiap tahunnya yang didalamnya menyisipkan berbagai tradisi seperti pertunjukan Mangibi, Tiga Jiku dan Lariangi.

Tradisi tersebut, kata La Didi, merupakan wujud rasa syukur warga Bahari atas melimpahnya hasil pertanian dan perikanan di Desa Bahari.

“Ritual ini digelar selama delapan hari berdasarkan perhitungan bulan di langit. Mulai delapan malam bulan hingga puncaknya 15 malam bulan. Didalam proses ritual terdapat proses penggemblengan dan pembelajaran. Sebab dalam proses ritual ada pimpinan parabela atau pimpinan perangkat adat lainnya diganti dengan generasi muda yang merupakan turunan dari parabela itu,” urai La Didi.

Ia menjelaskan para generasi muda itu akan diajari pengambilan keputusan, tentang budaya, tata krama dan adat istiadat. Jika dalam proses itu ada norma dan tata krama yang dilanggar maka akan diberikan sanksi. Proses pemberian sanksi itu ada proses dialog yang menghasilkan keputusan yang demokratis.

“Dalam ritual ini juga dipanjatkan doa kepada yang maha kuasa. Sebelum acara dimulai, doa dipanjatkan yang biasa disebut Pialai,” ujarnya.

Ia menambahkan setelah acara selesai ada juga sebutan Batanda, dimana empat orang yang ditugaskan memimpin ritual sambil memukul gendang untuk melindungi masyarakat dan hasil panen serta hasil laut tahun ke depan dilimpahkan, termasuk dijauhkan dari marabahaya.

“Ritual adat ini terus dipertahankan. Saya ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupate Buton Selatan yang selalu memberikan dukungan untuk pelestarian budaya di daerah,” harapnya.

Untuk diketahui, Puncak ritual adat Riapa Wapulaka diawali dengan Pekande-kandea atau makan bersama. Lalu dilanjutkan dengan atraksi budaya seperti tari Mangaru, tari Pangibi dan tari Tiga Jiku yang merupakan tarian nenek moyang yang dilestarikan kembali.

You cannot copy content of this page