NEWS

Percepat Penanganan Stunting, BKKBN Gelar FGD Pendampingan Terpadu di Sultra

1184
×

Percepat Penanganan Stunting, BKKBN Gelar FGD Pendampingan Terpadu di Sultra

Sebarkan artikel ini
Suasana forum discusion group pendampingan terpadu percepatan penurunan stunting di Sultra

KENDARI, MEDIAKENDARI.COM – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bersama Tim Terpadu Percepatan Penurunan Stunting Nasional tengah melakukan Pendampingan Terpadu di 12 Provinsi Prioritas Stunting.

Wilayah Kabupaten Buton, Buton Tengah dan Muna menjadi fokus pendampingan dengan dilaksanaannya Forum Group Discussion (FGD) Pendampingan Terpadu Percepatan Penurunan Stunting, Rabu 20 Juli 2022.

FGD dilaksanakan di 2 Desa yakni Desa Takimpo dan Desa Kaongkeongkea, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton secara Hybrid dengan narasumber dan fasilitator dari Sekretariat Kabinet, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Agama, Kemenko PMK, dan BKKBN. Kegiatan ini dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati Buton juga diikuti oleh peserta dari TPPS Kabupaten, Kecamatan, Desa dan serta Tim Pendamping Keluarga. Kegiatan ini rencananya berlangsung hingga tanggal 21 Juli 2022.

Baca Juga : GARNIZUN Sultra Kukuhkan Pengurus Periode 2021-2026

FGD Pendampingan Terpadu Percepatan Penurunan Stunting ini bertujuan sebagai media diskusi untuk menelaah seperti isu – isu yang menjadi kendala dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting di lapangan, dengan mengidentifikasi permasalahan, kemudian mencari solusi serta memberikan rekomendasi /RTL dan pendampingan berkelanjutan.

Direktur Bina Ketahanan Balita dan Anak BKKBN, Irma Ardiana mengatakan agar target kasus percepatan penurunan stunting wilayah Sultra berjalan lancar dibutuhkan komitmen dan koordinasi seluruh instansi terkait, melalui pendekatan pada hulu. Mulai dari remaja yang harus mendapatkan intervensi, PUS/ catin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan dan ibu menyusui, juga bayi usia 0-59 bulan.

“Strategi Pencegahan Stunting dari Hulu merupakan upaya preventif untuk memastikan setiap Catin berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil,” ungkapnya Rabu 20 Juli 2022, dalam keterangan tertulisnya.

“Melalui pendekatan pada hulu, mulai dari remaja yang harus mendapatkan intervensi, PUS/Catin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan dan ibu menyusui, juga bayi usia 0-59 bulan”. Kata Irma.

Baca Juga : Anggota DPR RI Sultra Bahtra Banong Bakal Optimalkan Pajak Pertambangan untuk Pembangunan Daerah

Lebih lanjut Irma, melalui edukasi kesehatan reproduksi, gizi, dan penyiapan kehidupan berkeluarga, Skrining, Edukasi, dan Pendampingan Catin/ Calon PUS untuk memastikan setiap Catin berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil.

Strategi pencegahan stunting dari hulu diimplementasikan dalam bentuk “Aplikasi Elsimil” atau Elektronik Siap Nikah dan Hamil yang berfungsi sebagai Alat skrining untuk mendeteksi faktor risiko pada Catin.

“Kendala yang dihadapi selain aplikasi Elsimil yang terkendala jaringan, kendala dilapangan calon pengatin biasanya datang mendadak untuk diperiksa lingkar lengan atas dan Hemoglobinnya,” tutupnya.

Reporter: Sardin.D

You cannot copy content of this page