MEKSIKO – Lopez Obrador mulai menjabat presiden 1 Desember lalu dan pada akhir bulan pertama berkuasa, peringkat popularitasnya melampaui 80 persen. Ia memanfaatkan sepenuhnya mandat sebagai presiden untuk bergerak cepat dalam banyak bidang sehingga banyak yang menilainya terlalu banyak.
Bahkan sebelum menjabat, Lopez Obrador mengadakan referendum mengenai pembangunan sebagian Bandara Mexico City bernilai 13 miliar dolar. Ia menggunakan hasil referendum itu sebagai lampu hijau untuk membatalkan proyek yang ditentangnya.
Baca Juga :
- Mahakarya Tenun Sobi Curi Perhatian di Belanda, Produk Mantel Heritage Laris di Pasar Internasional
- Tampil Penuh Semangat, Atlet Silat Sultra Harun Akbar Amankan Medali Perunggu di Palembang
- Hugua Wakili Gubernur Bahas Kerjasama dengan BUMN Rusia Terkait Pembangunan Listrik Tenaga Nuklir di Sultra
- World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Kearifan Lokal Bali
- Pj Bupati Harmin Ramba Dianugerahi International Certificate of Excellence and Recognition
- Sukses Selenggarakan Pemilu 2024, PPLN Istanbul Gunakan Tiga Metode
Bagi Lopez Obrador, prinsip kebijakan luar negeri Meksiko adalah tidak campur tangan, dan ia menyerahkan urusan itu pada menteri luar negerinya, Marcelo Ebrard.
Tetapi beberapa kritikus mengatakan Meksiko melakukan hal yang diinginkan Presiden Trump dengan menerima program “Tetap di Meksiko” dan membatasi pergerakan karavan para migran Amerika Tengah itu. Program “Tetap di Meksiko” memaksa pemohon suaka dari Amerika Tengah menunggu penyelesaian kasus mereka dengan tetap berada di perbatasan sisi Meksiko. [ka]











