NEWS

Relawan AHY Kirim Excavator untuk Bantu Bersihkan Material Dampak Longsor dan Banjir di Serang 

1258
×

Relawan AHY Kirim Excavator untuk Bantu Bersihkan Material Dampak Longsor dan Banjir di Serang 

Sebarkan artikel ini
Relawan AHY saat mengirim bantuan Excavator untuk membersihkan dampak banjir di Serang.

SERANG – Bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah Kota dan Kabupaten Serang, Provinsi Banten, pada Selasa 01 Maret 2022 lalu, selain menyebabkan ribuan rumah terendam juga berdampak pada tertutupnya sejumlah infrastruktur jalan dan saluran air.

Sebagai upaya penanggulangan dampak pasca musibah tersebut, Relawan AHY Untuk Indonesia (RAHAYU) di Provinsi Banten turun langsung mengirimkan bantuan alat berat berupa excavator ke lokasi terdampak banjir dan longsor.

Excavator difungsikan membuka akses jalan dan saluran air yang sebelumnya tertimbun material tanah dan pohon-pohon tumbang.

Baca Juga : Diterjang Banjir, Kawasan Persawahan di Baubau Rusak Parah

Koordinator Aksi Relawan AHY Untuk Indonesia (RAHAYU), Ues Abu Bakar, menyatakan bahwa pihaknya turun di beberapa titik lokasi.

“Hari ini kami turun di Desa Cokop Sulanjana, Kecamatan Waringinkurung, karena akses jalan yang menghubungkan beberapa desa disini tertutup material longsoran. Ternyata harus diturunkan alat berat karena kondisinya sulit ditangani oleh pekerjaan manual orang,” ujar Ues, Sabtu (5/3/2022).

“Selain di Waringinkurung, RAHAYU juga atas swadaya para relawan membantu korban banjir di wilayah lain termasuk di Kota Serang. Kita sedikit memberikan kebutuhan korban pasca banjir, mudah-mudahan meringankan dan membantu saudara kita yang sedang tertimpa musibah,” imbuhnya.

Baca Juga : Banjir Ucapan Selamat di Ujian Promosi Doktor Kepala Biro Adm Pembangunan Pemprov Sultra

Dikatakan Ues, tergeraknya para relawan kali ini sebagai bentuk kepedulian dan bagian dari upaya menyosialisasikan AHY kepada masyarakat.

“Aksi-aksi kita dalam musibah banjir longsor Banten kali ini didukung penuh oleh Kang Hidayatullah selalu inisiator dan pembina RAHAYU INDONESIA. Aksi ini juga terinspirasi dan atas instruksi AHY yang selalu mengajarkan kepada kita bahwa harus peduli dan berempati atas apapun yang menimpa masyarakat,” jelas Ues.

Aksi kepedulian RAHAYU kali ini juga mendapat dukungan dan support penuh dari masyarakat yang terdampak musibah.

Seperti diakui Kamsari selaku Ketua RT Kampung Cibandos, dan juga Sonhaji yang menjabat Ketua Karang Taruna, Desa Cokop Sulanjana, Waringinkurung.

Mereka mengaku berterimakasih atas bantuan dan dukungan dari Relawan AHY.

“Kami masyarakat sangat terbantu sekali dengan kedatangan alat berat Relawan AHY ini, karena kondisinya sudah sulit ditangani oleh tenaga orang, jadi sekarang semua material bekas longsoran sudah bisa dirapihkan lagi dan jalan sudah bisa dilalui seperti biasa lagi,” ujar Sonhaji selaku Ketua Karang Taruna.

Baca Juga : Lewat Program Gemilang Konawe, Bupati KSK Mampu Hadirkan BLUD RSUD Berbintang Lima di Sultra

Diakui Ketua RT Kamsari, sebelumnya musibah longsor telah menutup akses jalan di Desa Cokop Sulanjana dan menimbun sekitar 4 titik lokasi.

“Masyarakat menunggu alat berat dari pemerintah ternyata masih belum datang, dan berkah koordinasi dan informasi dari relawan alhamdulillah dibantu kedatangan mobil becko ini dan menyelesaikan tuntas semua titik longsoran,” jelasnya.

Diketahui, banjir dan longsor di Provinsi Banten merendam 12 kecamatan dan 22 desa. Akibat banjir itu, 3.960 rumah tergenang dan 700 warga terpaksa mengungsi.

Baca Juga : Pembalap ARS Kendari Team Berjaya di Motoprix 2022

Banjir terparah di Kota Serang bahkan hingga merendam Masjid Agung Banten Lama. Di wilayah Kabupaten Serang terjadi di Kecamatan Waringinkurung, Kramatwatu, Gunungsari, dan Padarincang.

Banjir di Kota Serang ini juga menyebabkan 5 kecamatan terendam, yaitu di Kecamatan Kasemen, Serang, Cipocok Jaya, Taktakan dan Curug. Ada 5 desa di wilayah tersebut yang terdampak banjir, sehingga 2.203 rumah terendam.

Di Kabupaten Pandeglang, tujuh kecamatan terdampak yaitu di Kecamatan Labuan, Cadasari, Patia, Saketi, Pandeglang, Mandalawangi, Pulosari. Sebanyak 17 desa dan 1.757 rumah tergenang. (Adm).

 

Penulis : Redaksi

You cannot copy content of this page