AdvertorialFEATUREDKendariMETRO KOTASULTRA

Satu Dekade Mengabdi, Saleh Lasata Kenang Kebersamaannya dengan Nur Alam

1618
×

Satu Dekade Mengabdi, Saleh Lasata Kenang Kebersamaannya dengan Nur Alam

Sebarkan artikel ini

KENDARI – Kepemimpinan Nur Alam dan Saleh Lasata sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) resmi berakhir pada 18 Februari 2018. Kedua putra terbaik Sultra ini mengabdi di Sultra selama dua periode atau satu dekade.[sg_popup id=”18″ event=”onload”][/sg_popup]

Tanggal 19 Februari 2018 kemarin, Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri) Tjahjo Kumolo melantik Penjabat (Pj) Gubernur Sultra, Teguh Setyabudi di kantor Gubernur Sultra.

Acara pisah sambut di Rujab Gubernur Sultra, menjadi tanda pelepasan jabatan lama oleh Nur Alam yang diwakili oleh Tina Nur Alam dan Saleh Lasata kepada Penjabat yang baru yakni Teguh Setyabudi.

Dalam acara itu, mantan Wakil Gubernur (Wagub) Sultra, Saleh Lasata mengenang banyak moment bersama Nur Alam.

Kata dia, kenangan keduanya tidak hanya karena sama-sama menjadi pemimpin di Sultra, namun juga suka-duka ketika berjuang demi kemakmuran dan kesejahteraaan masyarakat.

“Kenang kebersamaan degan Bapak Nur Alam, kami pernah satu tempat tidur. Bahkan kalau ke kampung-kampung kami paling sering tidur satu kamar,” bebernya saat memberikan sambutan di acara pisah sambut, Senin (19/02/2018) malam.

Lanjutnya, Saleh Lasata dan Nur Alam sering melantai berdua, kadang ditemani oleh beberapa kepala SKPD hanya untuk mencari solusi permasalah yang ada di Sultra.

Mantan Bupati Muna ini, mengungkapkan jika ada satu meja di Rujab Gubernur Sultra khusus tempak duduk Nur Alam, dirinya dan Sekda Sultra.

Meja itu dipakai jika ada diskusi untuk memecahkan berbagai masalah dan problematika yang selama ini terjadi di Sultra.

“Pastinya banyak moment yang saya ingat bersama beliau (Nur Alam, red) kami pernah melantai di rumah hanya ditemani Kopi dan Pisang Goreng. Diskusinya itu kita bahas banyak permasalahan di Sultra, ” jelas Saleh.

Mantan Ketua DPRD Sultra ini juga mengatakan, pada periode kedua untuk Nur Alam maju di Pilgub ditolak oleh dirinya.

Saleh Lasata menolak, alasan usia yang sudah masuk ke 70 tahun.

“Saya tolak ajakkanya Nur Alam, tetapi dia ngotot harus saya wakilnya, pada saat itu banyak dukungan beberapa partai, saya harus terima. Saya juga kaget, waktu itu banyak sekali yang mendukung,” tambahnya.

Saleh Lasata saat membawakan sambutan dalam acara pisah sambut Gubernur dan Wagub Sultra bersama Pj Gubernur Sultra Teguh Setyabudi
Saleh Lasata saat membawakan sambutan dalam acara pisah sambut Gubernur dan Wagub Sultra bersama Pj Gubernur Sultra Teguh Setyabudi. (Foto: Ewit Diskominfo Sultra for mediakendari.com)

“Banyak sekali kebersamaan saya bersama beliau. Kita doakan bapak Nur Alam semoga selalu bersabar atas cobaan yang sedang dia jalani, ” ucap Saleh.

Ia juga bersyukur atas suksesnya pelantikan Pj Gubernur Sultra.

“Alhamdulillah tadi pagi kita sudah selesaikan,” tambahnya.

Di kepulauan sangat minim pembangunan di Sultra baik sekolah maupun rumah sakit.

Dipenghujung sambutannya, dengan sedikit nada sedih, Saleh Lasata memohon maaf kepada seluruh masyarakat Sultra.

“Selama 10 tahun bersama bapak Nur Alam, masih banyak kekurangan dan tidak bisa kita penuhi semua keinginan maayarakat. Alhamdulillah berkat bapak ibu sekalian, satu dekade ini bisa kita lalui,” tandas mantan Plt Gubernur Sultra ini.

Reporter: Rahmat R

You cannot copy content of this page