TOLITOLI – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia (RI) dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual Jum’at, 05 November 2021 di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema saat ini adalah “Melindungi Anak dari Kejahatan Dunia Maya”.
Empat orang narasumber tampil dalam seminar kali ini. Masing-masing yakni, Pegiat Literasi Fasnass Prog Roots, Ahmad, Podcaster & CEO Duta Batik Palu, Zakiyah Ramayanih, Pegiat Literasi Pendidikan Keluarga, Usman dan Founder Smartmommy Community Asriyati Nadjamuddin. Sedangkan moderator yaitu Shinta Ardan selaku jurnalis.
Kegiatan yang kembali diadakan di Toli-toli ini diikuti oleh 623 peserta dari berbagai kalangan. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.
Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Memasuki sesi pemaparan, materi pertama dibawakan oleh Ahmadi yang menyampaikan tema “Keterampilan Digital dan Belajar Online”.
Menurut dia, keterampilan dasar yang harus dimiliki di era digital mencakup pengetahuan penggunaan gawai dan komputer, aplikasi atau perangkat lunak, mesin pencari, aplikasi percakapan dan media sosial, serta pemanfaatan dompet digital sekaligus e-commerce atau e-dagang.
Kerja sama orang tua dan guru memiliki peran penting dalam pengawasan pendidikan anak sekaligus antisipasi dampak negatif penggunaan gawai. “Orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anak,” ujarnya.
Selanjutnya, Zakiyah Ramayanih menyampaikan paparan berjudul “Internet yang Cocok dan Aman untuk Anak di Bawah Umur & Remaja”. Ia mengatakan, anak-anak dianjurkan untuk mengakses konten-konten positif.
Disisi lain, orang tua juga perlu memberikan pemahaman kepada para remaja terkait konten mana yang baik dan yang buruk serta anak harus selalu mendapat pendampingan ketika mengakses internet. Untuk menghindari konten negatif, orang tua dapat memanfaatkan fitur pengaturan filter situs dewasa. “Informasi yang tidak sesuai usia anak semisal pornografi akan bisa mengganggu perkembangan mental anak,” imbuhnya.
Pemateri ketiga, Usman, memaparkan materi bertema “Literasi Digital Bagi Pendidik dan Anak Didik di Era Digital”. Menurut dia, model pembelajaran anak-anak di era internet mengalami berbagai perubahan. Saat ini, belajar tidak harus di dalam kelas, siswa dapat lebih dulu belajar sebelum diajar guru, peran guru juga sebagai tutor, dan pembelajaran berubah dari teaching and learning menjadi learning and tutoring.
Aplikasi di internet yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong pembelajaran, misalnya Zenius, Ruangguru, Sekolahmu, dan Rumah Belajar. “Guru harus beradaptasi dengan kemajuan teknologi, belajarlah dengan siapa saja,” pesannya.
Adapun Asriyati Nadjamuddin, sebagai narasumber terakhir, menyampaikan paparan berjudul “Tips Menjaga Keamanan Digital Bagi Anak-Anak di Dunia Maya”.
Ia mengatakan orang tua dapat membuat peraturan yang disepakati bersama dengan anak, misalnya anak hanya memiliki gawai mulai usia menengah pertama, penggunaan gawai diperkenankan hanya pada akhir pekan, dan pemakaian internet juga selalu dalam pendampingan.
“Peraturan bersama ini tetap membuat anak-anak nyaman untuk bisa menikmati penggunaan gawai dan tidak akan ketinggalan informasi maupun gim dari teman-teman mainnya,” tutur dia.
Acara berikutnya adalah sesi tanya jawab yang dipandu oleh Shinta Ardan. Sesi ini disambut dengan beragam pertanyaan dari para peserta. Dalam webinar di Tolitoli tersebut, panitia membagikan uang elektronik masing-masing senilai Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.
Salah seorang peserta, Dicky Sugiarto, bertanya tentang potensi pencurian data dari iklan yang muncul dan upaya agar terhindar dari penipuan daring.
Menanggapi hal tersebut, Asriyati bilang, warganet harus berhati-hati dengan tautan yang biasanya disebarkan melalui pesan siaran atau broadcast. Umumnya, para penjahat digital menggunakan modus demikian untuk mendapatkan informasi pribadi calon korbannya.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.
Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. (Adm).
Penulis : Redaksi