KENDARI, MEDIAKENDARI.COM – Ratusan massa aksi unjuk rasa yang dilakukan Persatuan Sopir Truk (Persot) Sulawesi Tenggara (Sultra) berlangsung ricuh di dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Kedua lokasi itu terletak di SPBU Puuwatu dan Anduonohu. Kericuhan tersebut dipicu saat massa aksi mendatangi SPBU dan menyampaikan aspirasi, namun mendapatkan respon yang tidak baik dari orang tak dikenal.
Kordinator Lapangan (Korlab), Rajab menyampaikan, tujuan dari aksi itu untuk menuntut kepada pihak pertamina atas dugaan adanya permainan antara pihak SPBU dengan penimbun solar yang membuat terjadinya kelangkaan solar di Kota Kendari.
Baca Juga : Gubernur Sultra Resmikan Gedung Kantor Bank Sultra Cabang Jakarta
“Jadi kita turun demo tadi di SPBU-SPBU tujuannya untuk menghentikan aktivitas antrian solar yang sementara berlangsung di enam SPBU itu. Sebab ini sangat merugikan kita sebagai sopir,” ujarnya, Senin 1 Agustus 2022.
Diketahui, SPBU yang menjadi titik unjuk rasa tersebut ada sebanyak lima lokasi yang terletak di SPBU Wulele Lepo-Lepo, SPBU Puuwatu, SPBU Punggaluku, SPBU Teratau Bypass, dan terakhir SPBU Bundaran Tank Anduonohu
Dalam tuntutannya itu Persot Sultra mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sultra agar membuat Peraturan Daerah (Perdah) yang dapat menertibkan para pengantri nakal yang merugikan para sopir.
Baca Juga : Gandeng Dompet Duafa, BKKBN Sultra Percepat Penurunan Stunting
Sebab kata dia, berdasarkan hasil survei dilapangan mendapati mobil yang mengantri di SPBU menggunakan tangki rakitan yang dapat memuat solar subsidi bisa mencapai sebanyak 500 liter hingga satu ton.
Menurutnya, hal itu sangat merugikan para sopir truck, sebab dengan banyaknya yang bermain seperti demikian membuat sopir harus mengantri berhari-hari.
“Kita ini mencari nafkah lewat sopir ini. Kalau dengan adanya permainan seperti ini jelas sangat merugikan kita. Karena harus kita menganti berhari-hari sehingga membuat kita tidak jalan muatan,” ucapnya.
Reporter : Muhammad Ismail