ANDOOLO – Dalam rangka membangun kerja kolaboratif antara pemerintah dan dunia usaha Wakil Bupati Konawe Selatan (Konsel) yang didampingi oleh Kepala Bappeda Konsel menghadiri kegiatan Temu Usaha (Business Gathering), pada Selasa (12/12) di salah satu hotel di Kendari.
Hal ini untuk memperkuat ketangguhan masyarakat terhadap resiko perubahan iklim dan bencana alam di Sulawesi Tenggara. Kegiatan Temu Usaha ini didukung oleh United States Agency for International Development (USAID) – Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK). Selain itu, kegiatan ini juga didukung pula oleh Bank Sultra, Sygenta dan PT Asuransi Central Asia (ACA).
Menurut Wakil Bupati Konsel, Arsalim Arifin, dirinya sangat mengapresiasi langkah yang ditempuh oleh APIK – USAID dalam menggandeng pihak swasta untuk mengantisipasi perubahan iklim melalui program Akselerasi Sinergi dan Inklusi (Aksi) Pangan di Konsel.
“Aksi Pangan ini dengan komoditi pertanian Jagung yang merupakan salah satu komoditas unggulan di Sulawesi Tenggara umumnya dan Konsel khususnya,” ujar Arsalim, Selasa (12/12).
Arsalim melanjutkan, apalagi permintaan jagung semakin tinggi dan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian juga menargetkan penanaman 3 juta hektar lahan jagung di tahun 2017 untuk menghentikan impor jagung.
“Pemerintah menargetkan penanaman dengan jumlah rata-rata produktivitas nasional sebesar 4,1 ton per hektar, untuk Konsel Tahun 2018 kita targetkan di atasnya itu,” jelasnya.
Yang terpenting, tambah Arsalim, dengan peran serta sektor swasta bisa membantu Pemda dalam pendanaan pengembangan komoditi jagung dan pembinaan para petani. Hal itu untuk meningkatkan pemahaman petani mengenai cuaca dan iklim sebagai salah satu cara untuk meningkatkan ketangguhan mereka terhadap kondisi yang ada.
“Dan pada saat yang sama juga dapat berpotensi meningkatkan produktivitas hasil pertanian kita,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Program USAID APIK, Paul Jeffery mengatakan, rendahnya produktivitas disebabkan oleh beberapa factor. Salah satunya yaitu faktor cuaca dan iklim. Cuaca ekstrem dan tidak menentu menjadi penyebab munculnya penyakit dan hama. Selain itu, banjir dan kekeringan juga menyebabkan terjadinya gagal panen.
“Dengan alasan itulah, program USAID APIK menggandeng Bank Sultra, ACA, dan Syngenta untuk bekerja sama mengimplementasikan program pilot pertanian cerdas iklim untuk budidaya jagung di Konsel yang akan dimulai pada Januari 2018 mendatang,” beber Paul.
Upaya peningkatan ketangguhan, Paul menambahkan, tidak hanya menjadi tugas kami dan pemerintah tetapi membutuhkan upaya dari berbagai pihak termasuk sektor bisnis. Paul berharap, semoga apa yang telah dirintis ini dapat menjadi penyemangat dan pendorong bagi para aktor bisnis lainnya.
“Sehingga para pebisnis juga menyadari adanya ancaman bencana dan iklim yang jika didiamkan dapat merugikan aset serta investasi perusahaan,” tandasnya.
Sedangkan, pihak Bank Sultra akan menyediakan plot lahan, peralatan budidaya, serta akses permodalan untuk petani. Hal ini disampaikan oleh Direktur Pemasaran Bank Sultra, Depid. Dia merasa bangga, Bank Sultra dapat berkontribusi untuk meningkatkan potensi pertanian di Sulawesi Tenggara khususnya Konawe Selatan.
“Bank Sultra memiliki mandat untuk mendukung pengembangan sektor potensial. Melalui program ini, diharapkan dapat menghindari adanya kredit macet karena debitur terkena bencana, sekaligus sebagai bentuk kontribusi dalam upaya peningkatan ketangguhan petani,” terang Depid.
Reporter: Erlin
Editor: Jubirman