KENDARI – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Drs Asmar mengatakan pihaknya saat ini sedang gencar gencarnya penanganan masalah stunting guna mewujudkan generasi emas.
“Stunting merupakan sebuah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama, infeksi berulang, serta stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan sang anak,” jelasnya Kamis, 24 Maret 2022.
Asmar menyebutkan gejala stunting dapat dilihat dengan pertumbuhan yang tidak optimal sesuai dengan usianya.
Baca Juga : Besok Disperindag Sultra Bakal Gelar Pasar Murah Jelang Ramadhan
“Anak yang tergolong stunting biasanya pendek walau pendek belum tentu stunting serta gangguan kecerdasan. Probematika stunting akan menyebabkan kesenjangan kesejahteraan yang semakin buruk bahkan stunting dapat menyebabkan kemiskinan antar generasi yang berkelanjutan,” jelasnya.
Sebagai informasi terdapat lima kabupaten di daerah itu yang masuk kategori status merah stunting. Lima daerah itu adalah Kabupaten Buton Selatan, Kabupaten Buton Tengah, Kabupaten Buton, Kabupaten Konawe Kepulauan dan Kabupaten Muna.
Sedangkan 12 daerah lain dinyatakan berstatus kuning karena memiliki prevalensi stunting di kisaran 20-30 persen yakni, Kolaka Timur, Kota Kendari, Wakatobi, Baubau, Konawe, Bombana, Muna Barat, Buton Utara, Konawe Utara, Kolaka, Kolaka Utara, dan Konawe Selatan.
Penulis : Sardin.D