NEWS

Asrun Lio: Lestarikan Warisan Budaya Agar Tak Diklaim oleh Bangsa Lain

682
×

Asrun Lio: Lestarikan Warisan Budaya Agar Tak Diklaim oleh Bangsa Lain

Sebarkan artikel ini
Tampak Kadis Dikbud Sultra, Asrun Lio

KENDARI – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara di bawah kepemimpinan Gubernur Sultra, H Ali Mazi, SH bersama Wakilnya, Lukman Abunawas berhasil memberikan label pada 11 Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) secara Nasional, sehingga total keseluruhan pada Tahun 2021 ini mencapai 24 WBTB.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sultra, Asrun Lio mengatakan melestarikan warisan budaya yang ada di Provinsi Sultra dan menjadikan milik Bangsa Indonesia agar tidak diklaim bangsa lain. Secara bertahap semua WBTB yang ada di daerah itu akan diusulkan menjadi WBTB Nasional ke Kemendikbudristek RI.

Upaya pemberian label tersebut dilakukan melalui pengusulan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI.

Baca Juga : Kadis Dikbud Sultra Sebut Tingkat Kesejahteraan Guru Perlu Jadi Perhatian Pemerintah

Setelah melalui sejumlah proses cukup penting dan ketat, akhirnya Pemprov Sultra berhasil menerima sertifikat penetapan WBTB Indonesia asal Provinsi Sultra, yang diserahkan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek RI, Hilmar Farid yang diterima langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra, Asrun Lio di Jakarta Selasa malam, 07 Desember 2021.

Pihaknya terus melakukan inventaris terhadap kebudayaan di Provinsi Sultra untuk dilakukan pengusulan terkait kepemilikan maupun pengakuan dari pemerintah pusat, tentunya melalui syarat yang berlaku.

“Alhamdulillah, setelah melalui sejumlah proses penting termasuk sidang-sidang, Tahun ini Provinsi Sultra berhasil menerima 11 Warisan Budaya Tak Benda oleh Kemendikbudristek RI, sehingga secara keseluruhan terdapat 24 WBTB kita yang telah diakui secara nasional,” kata Asrun.

Baca Juga : Dikbud Sultra Luncurkan Kartu Digital Siswa di Kolaka

Adapun 24 WBTB tersebut yakni Tari Raigo, Kalosara, Kabanti, Lariangi, Kaghati, Mosehe, Lulo, Karia, Tari Linda, Kantola, Istana Maligebuton, Kaago-ago, Kamohu, Banua Tada, Dole-dole, Ewa Wuna, Kabanti Kaluku Panda, Tanduale, Kamooru Wuna/Tenun Muna, Lulo Ngganda, Pakande-kandea, Tari Balumpa, Tenun Konawe, dan Tandaki.

Satu-satunya sumber daya yang semakin digali semakin kaya adalah sumberdaya kebudayaan seperti WBTB. Kalau sumberdaya alam semakin digali semakin habis, misalnya tambang emas semakin digali semakin habis.

“Tetapi kalau kebudayaan semakin digali semakin kaya. Contoh, daerah-daerah yang mengandalkan sumber daya kebudayaan dalam membangun daerahnya adalah Bali dan Yogyakarta,” pungkasnya.

 

Penulis : Sardin.D

You cannot copy content of this page