NEWS

BKKBN Sultra Beberkan Penyebab Stunting, Begini Pemicunya

968
×

BKKBN Sultra Beberkan Penyebab Stunting, Begini Pemicunya

Sebarkan artikel ini
Tampak: Kepala BKKBN Sultra, Asmar

KENDARI – Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menilai terjadinya stunting pemicunya bukan hanya persoalan kurang mengonsumsi makanan bergizi melainkan bisa juga dari faktor lingkungan.

“Penyebab terjadinya stunting ini bukan hanya dari kurangnya mengonsumsi makanan bergizi namun bisa juga dari faktor lingkungan yang kurang bersih,” beber Kepala BKKBN Sultra, Asmar saat ditemui media ini, Rabu 11 Mei 2022.

Baca Juga : BKKBN Sultra Perkuat Rumah Data

Asmar menyebut, untuk menekan angka stunting masyarakat perlu memahami faktor yang menyebabkan stunting. Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.

Lebih lanjut Asmar menerangkan kalau faktor gen memang sangat minim menjadi pemicu terjadinya stunting pada anak melainkan pola asuh yang kurang baik yang menjadi pemicu lainnya.

“Faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan kepada anak juga menjadi penyebab anak stunting apabila ibu tidak memberikan asupan gizi yang cukup dan baik. Ibu yang masa remajanya kurang nutrisi, bahkan di masa kehamilan, dan laktasi akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tubuh dan otak anak,” terangnya.

Baca Juga : Asmar Nilai BKKBN dan IBI Bagaikan Dua Sisi Mata Uang

Ia menjelaskan faktor lainnya yang menyebabkan stunting adalah terjadi infeksi pada ibu, kehamilan remaja, gangguan mental pada ibu, jarak kelahiran anak yang pendek dan hipertensi. Selain itu, rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan termasuk akses sanitasi dan air bersih menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan anak.

“Untuk mencegahnya, perbanyak makan makanan bergizi yang berasal dari buah dan sayur lokal sejak dalam kandungan. Kemudian diperlukan pula kecukupan gizi remaja perempuan agar ketika dia mengandung ketika dewasa tidak kekurangan gizi. Selain itu butuh perhatian pada lingkungan untuk menciptakan akses sanitasi dan air bersih,” pungkasnya.

Penulis : Sardin.D

Facebook : Mediakendari

You cannot copy content of this page