Kendari, mediakendari.com – Sulawesi Tenggara perlahan namun pasti menunjukkan taringnya di dunia pariwisata. Tidak lagi sekadar menawarkan keindahan pantai dan wisata bahari, provinsi ini kini hadir dengan ragam atraksi unik yang tak kalah menarik. Wisata cave diving di Buton Tengah, pedal boat di Danau Napabale, wisata keramba di Buton Selatan, hingga parahlayang di Desa Wisata Sani-Sani, Sulawesi Tenggara siap menjadi primadona wisata alam terbuka.
Ketua Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara, Ammarie, menegaskan pentingnya diversifikasi destinasi wisata untuk menarik lebih banyak wisatawan. Pasalnya, tren wisata saat ini lebih banyak beralih ke destinasi yang menawarkan pengalaman alam terbuka dan petualangan.
“Potensi wisata kita sangat besar, mulai dari wisata pantai, danau, hingga olahraga udara seperti parahlayang di Sani-Sani. Ini membuktikan bahwa pariwisata Sulawesi Tenggara terus bergerak ke arah yang lebih variatif dan inovatif,” ujarnya.
Desa Wisata Sani-Sani: Parahlayang dan Trekking di Perbukitan Cengkeh
Sani-Sani, sebuah desa wisata di Kabupaten Kolaka, telah berkembang menjadi destinasi favorit bagi wisatawan yang mencari petualangan di alam. Desa ini tidak hanya menawarkan pantai yang menawan, tetapi juga perbukitan cengkeh yang menjadi lokasi parahlayang.
Atraksi parahlayang di Sani-Sani mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah dan komunitas lokal. Beberapa penggiat pariwisata telah mendapatkan sertifikasi parahlayang setelah mengikuti pelatihan dengan instruktur profesional. Hal ini menjadikan Sani-Sani sebagai destinasi parahlayang dengan potensi besar di Sulawesi Tenggara.
“Sekarang ada tiga orang yang sudah bersertifikasi untuk parahlayang di Sani-Sani. Kami terus memastikan aspek keamanan dan kenyamanan pengunjung,” jelas Ammarie.
Tidak hanya itu, Sani-Sani juga mulai mengembangkan jalur trekking di perbukitan cengkeh, memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk menikmati pemandangan yang memadukan hamparan kebun hijau dan panorama pantai dari ketinggian.
Danau Napabale: Keindahan Alam dengan Sentuhan Modern
Beralih ke Kabupaten Muna, Danau Napabale menawarkan pesona unik yang memadukan danau dan laut dalam satu destinasi. Danau ini terhubung langsung dengan laut melalui terowongan alami, menciptakan suasana yang eksotis bagi wisatawan.
Inovasi terbaru seperti pedal boat dan layanan foto udara dengan drone menjadikan Danau Napabale semakin diminati. Komunitas lokal yang tergabung dalam JSO Community menyediakan fasilitas ini untuk memastikan pengalaman wisatawan semakin berkesan.
Wisata Keramba di Gerak Makmur: Menikmati Kuliner Laut di Keramba Terapung
Di Buton Selatan, Desa Gerak Makmur menawarkan pengalaman unik berupa wisata keramba terapung. Di sini, wisatawan dapat memancing, snorkeling, atau mencicipi kuliner laut segar langsung di atas keramba sambil menikmati pemandangan tebing-tebing tinggi yang mengelilingi teluk.
Rencana pengembangan fasilitas tambahan seperti pedal boat dan wahana air lainnya akan semakin melengkapi daya tarik desa ini. Gerak Makmur diharapkan dapat menjadi destinasi unggulan bagi wisatawan yang mencari pengalaman berbeda di laut.
Buton Tengah: Cave Diving dan Pengalaman Eksklusif di Kadena Glamping Dive Resort
Buton Tengah kini mencuri perhatian dunia dengan potensi cave diving-nya. Gua Bidadari dan Gua Laumehe menjadi destinasi favorit bagi penyelam yang mencari tantangan baru. Cahaya alami yang masuk dari atap Gua Bidadari menciptakan pemandangan dramatis, sementara Gua Laumehe memikat dengan formasi stalaktit dan stalagmit yang memukau.
Bagi wisatawan yang ingin menikmati pengalaman menyelam tanpa harus mengorbankan kenyamanan, Kadena Glamping Dive Resort hadir sebagai pilihan ideal. Glamping dive resort ini menawarkan akomodasi mewah di tengah alam, menjadikan wisata cave diving di Buton Tengah semakin eksklusif dan menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara.
Wakatobi: Eksplorasi Pulau-Pulau dengan Konsep Live on Board
Wakatobi tetap menjadi primadona wisata bahari di Sulawesi Tenggara. Potensi pulau-pulau kecil dengan pantai yang masih alami terus dikembangkan melalui konsep live on board. Dengan konsep ini, wisatawan tinggal di atas kapal dan berpindah dari satu pulau ke pulau lainnya untuk menikmati keindahan alam tanpa harus bergantung pada fasilitas di darat.
“Di Wakatobi, live on board menjadi solusi untuk menikmati pulau-pulau kecil yang belum memiliki fasilitas lengkap. Wisatawan bisa menikmati pengalaman unik, seperti snorkeling, diving, dan menjelajahi pantai-pantai alami langsung dari kapal,” ujar Ammarie.
Konsep ini diharapkan dapat menyaingi destinasi wisata bahari lain, seperti Labuan Bajo dan Raja Ampat. Pengembangan live on board juga menjadi langkah strategis untuk memperluas cakupan wisatawan internasional yang mencari pengalaman eksklusif di alam terbuka. Ke depan, pemerintah terus berupaya menjalin komunikasi dengan pelaku industri pariwisata guna meningkatkan kenyamanan dan keamanan wisatawan di kawasan Wakatobi.
Reporter Nur Zaida