NEWS

FKPT Sultra dan KNPI Baubau Bahas Cara Menangkal Anti Pancasila

355
×

FKPT Sultra dan KNPI Baubau Bahas Cara Menangkal Anti Pancasila

Sebarkan artikel ini
Ketua Bidang Agama dan Budaya FKPT Sultra, Aris Badara

BAUBAU – Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Komite Nasional Pemuda Indonesi (KNPI) Kota Baubau membahas cara menangkal adanya indikasi individu maupun kelompok yang anti pancasila.

Pembahasan tersebut terlaksana melalui acara dialog di RRI Baubau dengan tema Pancasila, Sejarah dan Tantangannya yang digelar Rabu, 22 Juni 2022.

Ketua Bidang Agama dan Budaya FKPT Sultra, Prof Aris Badara mengungkapkan munculnya anti Pancasila ditengarai bermula karena keterbukaan informasi. Hal ini menjadi penyebab pengaruh luar rentan masuk ke dalam negeri.

Baca Juga : Gubernur Ali Mazi Minta Pengurus KONI Sultra Tingkatkan Konsolidasi Organisasi 

Meski begitu, Aris mengakui hal itu tidak secara langsung mengarah ke ideologi Pancasila.

“Tetapi lewat film, makanan dan pakaian (Pengaruh luar). Hampir semua daerah narasi-narasi anti-pancasila ini terjadi. Cuma kadarnya saja yang membedakan,” ungkapnya.

Aris menilai bila dibiarkan, tidak menutup kemungkinan para pemuda bakal menganut ideologi baru selain pancasila padahal Pemerintah Indonesia secara jelas hanya menganut satu ideologi yakni pancasila yang juga tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama dan budaya kedaerahan.

“Sebagai perpanjangan tangan dari BNPT kita siap berkolaborasi dengan lintas sektor, khususnya KNPI sebagai rumah organisasi kepemudaan dengan membuat berbagai even dan melibatkan banyak pemuda,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua KNPI Baubau, Syahrin Adhiguna menjelaskan pihaknya akan bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau dalam hal ini terkhusus sekolah-sekolah untuk memberikan pemahaman tentang ideologi pancasila.

Baca Juga : Asrun Lio Launching Aplikasi PPDB Sultra 2022 Langsung dari LA Amerika

Menurutnya, para siswa-siswi sangat rentan terpengaruh ideologi anti pancasila karena diusia itu merupakan masa transisi mencari jati diri apalagi ditambah minat baca masyarakat yang terbilang minim.

“Pengaruh anti pancasila dapat ditangkal dengan memberikan edukasi mengenai pemahaman sejarah bangsa secara utuh,” ujarnya.

Sebagai tambahan, dasar negara Indonesia adalah pancasila yang tidak bisa ditawar, diganggu gugat ataupun diperdebatkan. Namun, keterbukaan informasi melalui pengaruh media sosial yang menjamur dan berhamburan rupanya ingin dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk memecah belah bangsa. Hal tersebut tentu saja harus dicegah apapun caranya.

Penulis : Ardilan

You cannot copy content of this page