Repoter : Ajad Sudrajad
Editor : Wiwid Abid Abadi
LANGARA – Investor asal India mulai tertarik dengan potensi perkebunan kelapa yang ada di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Buktinya, baru baru ini, investor asal India, pak Beju, datang langsung meninjau hasil perkebunan kelapa milik warga Konkep.
Kepala Dinas Pertanian (Distan), Konawe Kepulauan, H Muhammad Tahrir, menjelaskan, tujuan investor asal India tersebut hadir agar dapat terjalin kerjasama antara PT Sofi Agri Industries, dengan mendirikan cabang perusahaan yang bergerak di bidang industri kopra dan minyak mentah di Konkep.
Penjajakan kerjasama itu membuahkan hasil, hanya dalam kurun waktu sepekan, usai kunjungannya Wawonii, investor asal India itu langsung membeli 10 ribu biji kelapa yang sudah terkupas, dengan harga perbijinya sebesar Rp 900.
BACA JUGA :
- Usai Terima Penghargaan dari Jokowi, KSK Klaim Didukung Surya Paloh dan Partai Pemenang Pilpres untuk Maju Cagub Sultra
- Status Kinerja Tinggi, Hanya Kery Satu-satunya Mantan Bupati di Sulawesi yang Turut Raih Penghargaan dari Presiden Jokowi
- BPDAS Sampara Sebut Rehabilitasi Mangrove Paling Banyak di Muna, Jadi Pusat Penanaman Serentak Pertama untuk Wilayah Kabupaten
- Terbukti Berkinerja Tinggi, Pj Bupati Harmin Ramba Raih Penghargaan, Dapat Anggaran Insentif Rp 29 Miliar 2024
- Pemprov Sultra Jamu Kunjungan Panglima Komando Armada II TNI AL
- Mitigasi Perubahan Iklim, Kementerian LHK, BPDAS Sampara dan Pemda Muna Gelar Penanaman Mangrove Serentak
“Saat ini, pihak perusahaan masih melakukan tahap percobaan, sembari melihat berapa banyaknya kelapa yang masuk dalam perhari. Jika dalam perharinya mampu mencapai target, yakni sebanyak 20 ribu atau bahkan 50 ribu biji kelapa, maka besar kemungkinan pihak perusahaan bakal membangun cabang Industri di Wawonii,” jelasnya saat ditemui diruang kerjanya. Selasa, (6/8/2019)
Menurut Tahrir, pihak investor menginginkan jenis kelapa organik tanpa melalui pemupukan. Hal itulah yang menjadi peluang, sebab kelapa di Wawonii sesuai dengan yang investor inginkan.
Tahrir bilang, selama ini, nasib para petani, khususnya petani kelapa di Wawonii sangat memprihatinkan. Betapa tidak, kata dia, para petani sudah bersusah payah membuat kopra, namun harga jualnya sangat murah.
“Harga kopra saat ini semakin merosot yakni, Rp 300 ribu per 100 kg. Kondisi tersebut sangat berbanding jauh, hasil yang didapatkan dengan tenaga dan materi yang dikeluarkan petani, ” paparnya.
Ia berharap, dengan masuknya PT Sofi Agri Industries di Konkep, dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat setempat, untuk dijadikan sebagai peluang usaha, sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Konkep. (A)