Kendari

“Kalau Begini Terus, Bukanmi Kita Sakit Karena Corona, Tapi Karena Makan Debu….,”

1561
×

“Kalau Begini Terus, Bukanmi Kita Sakit Karena Corona, Tapi Karena Makan Debu….,”

Sebarkan artikel ini
Tampak Kondisi Jalan Poros Motaha-Kendari di Desa Endanga Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan (Foto : Hardiyanto)

Reporter : Hardiyanto

KENDARI – Warga di Kecamatan Landono, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) yang tinggal disepanjang jalan poros Motaha – Kendari mengeluhkan debu yang ditimbulkan kendaraan.

Poros ini sendiri merupakan akses utama kendaraan berat rute Kota Kendari – Konsel – Konawe dan Kolaka Timur (Koltim) setelah rusaknya ruas jalan disekitar jembatan Pohara di Kecamatan Pondidaha.

Dengan semakin tingginya jumlah kendaraan berat yang melintas, kondisi jalan di poros tersebut rusak berat, sehingga menimbulkan debu pekat dimusim panas seperti sekarang ini.

Kepala Desa Endanga, Basran menjelaskan, sebenarnya jalan yang kini rusak berat itu telah ditimbun tanah berpasir oleh Dinas PU Provinisi, tapi kini kondisinya telah berlubang kembali.

Malahan, tanah timbunan yang pernah dihamparkan dijalanan tersebut kini menimbulkan debu pekat yang menyiksa warga, khususnya yang tinggal di sepanjang jalan provinsi tersebut.

“Kalau begini terus jalanannya tidak lama kita akan palang. Debu nya ini banyak sekali, ini bisa bisa jadi penyakit sesak nafas. Bukan mi kita sakit karena corona sekarang, tapi sakit karena makan debu,” ungkap Basran, Rabu 18 Oktober 2020.

Dirinya berharap, Pemerintah Provinsi Sultra bisa menaruh perhatian dan segera melakukan pengaspalan jalan tersebut sehingga masyarakat dapat hidup tenang dan bebas penyakit.

“Kalau kita palang jalanan ini semoga ada perhatiannya dari pihak provinsi supaya jalanan ini segera di lakukan pengaspalan sehingga kita tidak makan terus debu,” terangnya.

Pendapat serupa juga disampaikan warga, Sitti Rabasia, yang terpaksa harus tersiram debu setiap hari karena harus menunggu dagangan kios kecilnya yang berada di tepi jala poros Motaha.

“Sejak ini beberapa bulan penghasilan jualan menurun sekali karena para pembeli berpikir dua kali lagi kalo mau singgah di kios,” ujarnya ibu paruh baya ini saat ditemui dikiosnya.

You cannot copy content of this page