Kendari – Sebanyak 70 orang pegawai tidak tetap (PTT) lingkup Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tengara (Sultra) mengikuti tes pemetaan kompetensi guna mengevaluasi dan mengukur sejauh mana pemahaman dan kemampuan PTT dalam melaksanakan tugas di bidangnya masing-masing.
Kegiatan tersebut dibuka Kakanwil Kemenag Provinsi Sultra, H. Zainal Mustamin didampingi Kepala Bagian Tata Usaha, H Muhammad Basri dan Kepala Bidang PHU Kanwil Kemenag Sultra, Marni, yang berlangsung di aula Kanwil Kemenag Sultra, Rabu 12 Januari 2022.
Dalam sambutanya Kakanwil Kemenag Sultra, H. Zainal Mustamin mengatakana, tes pemetaan kompetensi tersebut menyasar 70 orang PTT yang terdiri dari, cleaning service, driver, security hingga tenaga administrasi yang tersebar di Kanwil Kemenag Sultra, Rujab Kakanwil hingga Asrama Haji Kendari.
Baca Juga : Wabup Muna Harapkan Peran Kepemudaan Dalam Inovasi Daerah
“Ini semua untuk mengevaluasi kemampuan mereka terhadap pekerjaan yang mereka kerjakan apakah sudah sesuai dengan pekerjaan yang dilakoninya selama ini atau tidak,” ujarnya, Rabu 12 Januari 2022
Zainal mengungkapkan evaluasi merupakan bagian penting guna mengetahui kinerja PTT. Oleh karena itu, kakanwil mengharapkan agar seluruh PTT mengikuti pola pemetaan tersebut dengan baik, karena komposisi PTT bisa saja berubah berdasarkan hasil Tes pemetaan kompetensi yang dilakukan.
“Saya berharap kita semua agar bekerja dengan baik dengan mengimplementasikan 3B (bersama, bersatu, bersaudara) dalam tugas-tugas kita. Bagi yang berkinerja baik agar dipertahankan dan ditingkatkan, dan yang belum bekerja dengan baik, agar merubah disiplin dan cara kerjanya menjadi lebih baik lagi,” tegasnya
Baca Juga : Masyarakat Kendari Dominan Gunakan Pakaian RB
Kakanwil juga berpesan, alokasi PTT disetiap titik perlu disesuaikan, tidak perlu terlalu banyak bertumpu pada satu titik namun yang terpenting adalah efektifitas. “Ini akan dievaluasi, siapa yang berkinerja baik dan yang belum bisa mengikuti irama.
Kakanwil juga meminta PHTT menghargai dan mencintai setiap pekerjaan yang dijalaninya, tidak terbawa perasaan gengsi atau malu selama pekerjaan itu halal. Bekerja dengan sungguh-sungguh dan disiplin, tidak mangkir dari pekerjaan dengan alasan yang tidak jelas, apalagi dibuat-buat.
“Setelah pemetaan, maka akan dilaksanakan excellent service yakni semacam pelatihan mengenai bagaimana memberikan pelayanan maksimal dan istimewa bagi siapa saja yang datang. Hal ini dimaksudkan, agar semua bisa melakukan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” pungkasnya.
Sebelumnya, tes pemetaan kompetensi itu dibagi dalam dua sesi, yakni tes tertulis dan tes wawancara yang hasilnya akan dijadikan acuan bagi kebutuhan pemetaan.
Reporter : Muhammad Ismail