BREAKING NEWSMETRO KOTA

Pedagang yang Digusur di Kawasan MTQ Terancam Kehilangan Pendapatan

1150
×

Pedagang yang Digusur di Kawasan MTQ Terancam Kehilangan Pendapatan

Sebarkan artikel ini
Salah satu pedagang, Nurdin, di lokasi penggusuran kawasan MTQ Kota Kendari. Foto Ronas/Mediakendari.com

KENDARI, Mediakendari.com – Pedagang makanan di kawasan MTQ yang telah dilakukan penggusuran oleh pihak Pemeringah Kota Kendari pada Rabu 22 Mei 2024 kemarin, terancam akan kehilangam pendapatan. Pasalnya dari pihak Pemkot Kendari tidak menyediakan tempat relokasi pedagang.

Hal itu diakui salah satu pedagang, Nurdin, kepada Mediakendari.com, Kamis 23 Mei 2024 di lokasi.

“Belum ada penentuan lokasi untuk tempat pindah, tidak disampaikan. Hanya menurut bicaranya Pak Pj Wali Kota Kendari katanya cari di lokasi pasar baru, di pasar baru masih kosong. Masih kosong di mana, tidak ada, orang punya di situ kita tidak mungkin mau ambil orang punya. Di pasar Mandonga juga tidak ada,” ucapnya.

Ia mengatakan, mereka saat ini masih bingung mau pindah kemana karena tidak disediakan tempat untuk relokasi pedagang.

“Jadi pembongkaran kemarin itu, belum ditentukan tempat pindah. Hanya sudah disegel dikasih jangka waktu. Ini saya belum tau mau pinda kemana. Tapi yang jelas untuk sementara ini masih bingung kita ini,” ucapnya.

Ia menambahkan, sebelum dilakukan penggusuran ada pemberitahuan dari Dinas PUPR Kota Kendari bahwa di tempat kawasan MTQ mau direnovasi. Dan dilakukan penyegelan oleh pihak Pemkot Kendari dari 2 minggu lalu.

“Dikasi jangka waktu, tapi kita ini menjual mencari kehidupan hari- hari. Untuk kecukupan sehari- hari kita biayai kita punya anak buah, keluarga dan anak sekolah. Jadi kasian ini langsung dikasih berhenti begini kita pusing juga, mana kita ambil dana KUR di bank kita mau bayar pakai apa,” tuturnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, sebelumnya penghasilannya dalam menjual makanan dan minuman di kawasan MTQ itu, rata- rata mencapai sekitar Rp 500.000  sampai Rp 600.000 perhari. Dan jika ada kegiatan di pelataran MTQ itu pendapatannya mencapai Rp 1 juta.

“Jadi sekarang kita ini kehilangan pendapatan,” ungkapnya.

Reporter: Ronas

You cannot copy content of this page