Redaksi
KENDARI – Politisi senior Partai Amanat Nasional (PAN) Sulawesi Tenggara, Kery Saiful Konggoasa mengaku meragukan hasil survei The Haluoleo Institute (THI) yang baru saja dirilis, Minggu (10/3/2019) kemarin.
Menurut Kery, hasil survei itu ‘jauh panggang dari api’, yang maksudnya tidak sama sekali menggambarkan peta politik di masyarakat. Sebab, data yang dipaparkan sebagai hasil survei cenderung tidak realistis dan banyak keanehan.
Ketua Harian DPW PAN Sultra ini juga menilai, track record dan kredibilias THI sebagai lembaga survei patut dipertanyakan. Pasalnya, hasil survei politik yang dirilis THI, kerap kali melenceng jauh dari hasil rill.
Kata Kery, salah satu data survei THI yang disebutnya tidak logis, yakni distribusi dukungan untuk Hugua yang berada diposisi teratas, di Dapil 6 – Konawe, Konawe Utara dan Konawe Kepulauan-, dengan presentase 10,0 persen.
Baca Juga :
- Harmin Dessy Paparkan Program Kemenangan di Pilkada Konawe di Hadapan Puluhan Ribu Massa Yang Hadiri Kampanye Akbar
- Kampanye Dialogis Paslon Kada No 3 HADIR Berakhir di Padangguni Jemput Kemenangan
- Pemilik SPBU Wonggeduku Terima Silaturahmi Cabup Harmin Ramba di Kediamannya
- Dosen STIK Mandala Waluya Yusuf Useng Dukung Harmin Ramba di Pilkada Konawe
- Kampanye di Puday Kecamatan Wonggeduku, ASR – Hugua Bilang Jika Terpilih Gubernur Sultra Tunjangan ASN dan PPPK akan Naik
- Tak Kunjung Diumumkan Putusan Sidang Etik Penyelenggara Pemilu di Kabupaten Konawe, Lira Sultra Pertanyankan Kinerja DKPP
Menurutnya, hasil tersebut “aneh”, karena nilainya justru mengalahkan distribusi dukungan untuk Fahry Pahlevi Konggoasa (FPK) dengan presentase hanya 3,3 persen. Padahal, Dapil 6 merupakan wilayah domisili FPK beserta keluarga besar dan basis utama kantong suara FPK.
Untuk presentasi distribusi suara ini, FPK menurut data THI malah disebut unggul di Kota Kendari dengan presentase mencapai 5,7 persen.
“Itu haknya THI untuk merilis, tapi tetap kami ragukan. Masa suara Hugua unggul di Konawe?, padahal waktu Pilgub suaranya Hugua tidak signifikan sama sekali. Lucunya lagi, FPK lebih unggul di Kota Kendari dari pada di Konawe,” ungkap Kery.
Tidak hanya itu, Bupati Konawe dua periode ini juga meragukan hasil survei terkait elektabilitas Calon Legiselatif DPR RI di Dapil 6. Menurut data THI, untuk elektabilitas Ir Hugua kembali berada diurutan teratas dengan 14,2 persen, disusul Ridwan Bae dan FPK di urutan ketiga.
“Kalau 14,2 itu berarti suaranya 230-ribuan suara, ini kan aneh. Saat pencalonan Ibu Tina, waktu Nur Alam masih Gubernur, suaranya hanya 130-an ribu. Kok ini ada yang mengklaim bisa 200 ribu lebih. Lucu ini, lebih banyak suara Calegnya dari pada Cagubnya kemarin,” ujarnya.
Kery menegaskan, keraguannya atas hasil survei THI bukan tanpa sebab. Pasalnya, data hasil survei yang dirilis THI di sejumlah suksesi politik sudah membuktikan, bahwa prediksi dari hasil survei THI umumnya meleset dan malah berbeda dengan hasil yang terjadi dilapangan.
Dicontohkan Kery, survei Pilwali Kendari, THI merilis tingkat elektabilitas pasangan ADP – SUL dibawah Rasak – Haris. Namun faktanya, saat penghitungan suara, pasangan ADP – SUL yang memenangkan suksesi Pilwali Kendari.
Baca Juga :
- Wakil Ketua Pengadilan Negeri Konawe Resmi Lantik I Made Asmaya Jadi Ketua DPRD
- Unsur Pimpinan DPRD Konawe Masa Bakti 2024-2029 Resmi Dikukuhkan
- Sekda Sultra Wakili Pj Gubernur Beri Arahan Peserta Latihan Gabungan Paskibraka 2024 dan Calon Paskibraka
- Sekda Sultra Wakili Pj Gubernur Sambut Kehadiran Menparekraf RI di Sultra
- Masyarakat Serbu WiFi Gratis di Posko TMMD Ke-121 Kodim 1430/Konut
- Dandim 1430/Konut Tinjau Langsung Kegiatan TMMD di Desa Aseminunulai
“Survei THI di Pilkada Konawe, katanya menang pasangan Litanto – Hj Murni Tombili, hasilnya kalah. Pilwali Kendari katanya bakal dimenangkan Rasak – Haris, malah hasil hitung cepatnya Rasak sudah menyatakan menang, hasilnya ternyata kalah,” urainya.
Pengalaman tersebut, lanjut Kery, membuat dirinya meragukan kredibilitas dan kualitas hasil survei yang dirilis THI. Baginya, survei ini hanya untuk menggiring opini masyarakat dan menyenangkan sejumlah pihak.
“Terlalu banyak akurasi data yang dikeluarkan lembaga survei ini yang saya ragukan. Ini seolah olah hanya untuk mengiring opini kemasyarakat saja, hanya kasih senang-senang saja,” ungkapnya.
Untuk peta politik dan prediksi suara di Pilpres dan Pilcaleg 2019, kata Kery, pihaknya juga telah melakukan survei dengan melibatkan lembaga yang kredibel. Namun, data survei tersebut hanya untuk konsumsi internal.
Baca Juga :
- Wakil Ketua Komisi V DPR RI Bersama Direktur Bendungan dan Danau Kementrian PUPR Kunjungi Lokasi Bendungan Pelisika
- Bulog Konawe Mulai Salurkan Bantuan Pangan Tahap Tiga Sebanyak 218.250 KG
- Abdul Muslim Duduki Jabatan Strategis di Lingkup Kemenko Bidang Pemberdayaan Masyarakat
- PMII Konawe Deklarasikan Pilkada Damai, Dukung Polres Konawe Jaga Kondusivitas Jelang Pilkada Serentak 2024
- Gerindra Sultra Akhirnya Tuntaskan Perbaikan Jalan Rusak di Lambuiya Konawe
- Harmin Dessy Paparkan Program Kemenangan di Pilkada Konawe di Hadapan Puluhan Ribu Massa Yang Hadiri Kampanye Akbar
“Kita sudah ada survei, datanya sudah dirilis dan hasilnya seluruhnya berbeda dengan data THI. Tapi itu untuk konsumsi internal, bukan untuk publik. Gubernur itu sudah tahu hasil survei itu, sudah tahu siapa yang akan duduk di Senayan,” ujarnya.
Untuk hasil survei yang disebut ‘Internal’ ini, Kery hanya membocorkan prediksi perolehan suara Caleg DPR RI di Dapil 6, yang menurutnya bakal dimenangkan, Fahri Pahlevi Konggoasa, yang tak lain adalah putranya sendiri. Hasil ini tentu berbeda dengan rilis data hasil survei THI, yang memenangkan Caleg PDIP, Hugua di Dapil 6 di urutan pertama, disusul Ridwan Bae dari Golkar dan Fahri Pahlevi Konggoasa dari PAN diurutan ketiga.
“Survei THI, saya tidak telalu persoalkan, saya kira ini hanya pancingan agar teman-teman di PDIP semakin semangat bekerja. Hanya bagi saya, ini cukup banyak keanehan, salah satunya ya kemenangan Hugua di Konawe itu bagi saya tidak logis,” pungkasnya.