KONAWE

Bupati Konawe Tidak Ingin Keributan di PT VDNI dan OSS Terulang

1831
×

Bupati Konawe Tidak Ingin Keributan di PT VDNI dan OSS Terulang

Sebarkan artikel ini
Pertemuan Pemda Konawe dan pihak PT VDNI dan OSS pasca adanya aksi demonstrasi. Foto : Ist

Redaksi

KONAWE – Bupati Kabupaten Konawe, Kery Saiful Konggoasa tidak menginginkan keributan di PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Stee (OSS) terulang kembali.

Politisi PAN itu juga berharap kedua pihak baik dari pihak perusahaan maupun massa aksi yang melakukan demonstrasi Senin 14 Desember 2020 kemarin menemukan kesepakatan sehingga hal-hal yang tidak diinginkan tidak terulang kembali.

“Jangan terulang lagi. Insiden itu sangat melukai kita semua baik masyarakat Konawe maupun pihaknya perusahaan,” ucap Bupati Konawe dua periode Kery Saiful Konggoasa dikonfirmasi Selasa, 15 Desember 2020.

Orang nomor satu di Konawe itu mengaku akibat insiden demonstrasi itu pihaknya sudah menggelar pertemuan dengan pihak PT VDNI dan OSS.

“Serapan tenaga kerja di dua perusahaan itu sangat besar bagi masyarakat Konawe. Bahkan bukan hanya warga kita, tapi di 17 kabupaten/kota lainnya,” ungkapnya.

Ia menyebut, berdasarkan data Pemda Konawe setelah adanya dua perusahaan itu pengangguran berkurang sekitar 7000 orang. “Ini sangat membantu lapangan kerja,” ujarnya.

Ditempat sama, Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara menambahkan semua persoalan bisa terselesaikan selama mengedepankan musyawarah.

“Bukan sebaliknya, melakukan tindakan anarkis. Apalagi merusak, ini tidak benar,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur PT VDNI dan OSS, Zhu Mingdong mengatakan perusahaannya merupakan milik bersama yang akan dipakai juga oleh anak cucu bagi semua yang terlibat didalamnya.

Ia menuturkan pihaknya juga selama pandemi Covid-19 ikut membantu dengan membagikan alat kesehatan bagi tenaga medis serta untuk warga memberikan bantuan sembako.

“Setiap karyawan kami berikan kontrak yang jelas sesuai kemampuannya masing-masing. Dengan peristiwa ini, tentunya melukai kami,” pungkasnya.

You cannot copy content of this page