NEWS

Diisukan Menyokong Tambang Ilegal Pasir Nambo, Ini Komentar Asmawa Tosepu

767
×

Diisukan Menyokong Tambang Ilegal Pasir Nambo, Ini Komentar Asmawa Tosepu

Sebarkan artikel ini
Pj Walikota Kendari Asmawa Tosepu

KENDARI, MEDIAKENDARI.COM- Penjabat Walikota Kendari, Asmawa Tosepu tepis isu bahwa dirinya menyokong pertambangan ilegal pasir Nambo.

Asmawa mengungkapkan terkait pertambangan tersebut Pemerintah Kota hanya sekadar memastikan bahwa tidak ada pelanggaran RTRW.

“Berbicara pertambangan pasti ada kewenangannya. Apalagi galian C itu kewenangannya di provinsi. Pemerintah kota hanya memastikan bahwa tidak ada pelanggaran RTRW makanya ada beberapa bulan yang lalu kita sudah turun lapangan dan kita nyatakan ditutup dan itu resmi,” ujarnya saat diwawancarai pada Kamis, (13/04/23).

Baca Juga : Dinas Kebakaran Kota Kendari Bagi Tips Aman Meninggalkan Rumah Saat Mudik

Bahkan pihaknya telah membentuk tim terpadu. Bahkan di DPRD saat ada hearing dirinya hadir langsung. “Saya hadir langsung dan mengatakan bahwa tidak boleh dilakukan aktivitas pertambangan sebelum adanya perizinan. Disisi mana saya menyokong?,” tegasnya.

“Bahwa terjadi hal lain dilapangan, sudah kami bentuk ada tim terpadu. Yang pastinya kami juga harus pro terhadap kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Dia melanjutkan alasan masyarakat melakukan pertambangan ditempat tersebut karena lahan tersebut sudah menjadi mata pencaharian mereka sejak puluhan tahun lalu.

“Tapi secara aturan kita akomodir dengan cara kita lakukan dengan melakukan revisi RTRW yang sementara ini sedang dilakukan,” jelasnya.

Oleh sebab itu dirinya menegaskan langkah yang dilakukan Pemkot hanya pada revisi RTRW tersebut dan tidak ada kaitannya dengan penyokongan tambang ilegal.

Baca Juga : Tekan Angka Stunting, Pemkot Kendari Launching Gerakan Orang Tua Asuh

“Kebijakannya harus kita pastikan dulu bahwa sesuai dengan ketentuan itu. Tapi kembali lagi perizinan dan kewenangan pengawasan itu bukan ada di Pemkot karena yang mengeluarkan izin adalah pemerintah provinsi,” bebernya.

Bahkan saat pihaknya menghentikan aktivitas pertambangan utamanya pencucian pasir Nambo yang akhirnya air bekas pencucian tersebut bermuara ke laut.

“Air hasil pencucian bermuara ke laut makanya dihentikan. Tapi setelah kita hentikan dua minggu kemudian pasir Nambo sudah kelihatan bersih lagi itukan bukti bahwa kita tidak dalam konteks membackup, kita hanya melaksanakan ketentuan,” pungkasnya.

Reporter: Dila Aidzin

Facebook : Mediakendari.com

You cannot copy content of this page