KENDARI, MEDIAKENDARI.COM – Kepala Biro (Karo) Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra), Dr. LM Rusdin Jaya membeberkan hasil pembangunan atau buah tangan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub), Ali Mazi – Lukman Abunawas (AMAN).
Kata dia, AMAN telah melakukan banyak gebrakan yang besar dalam bidang pembangunan. Ia menyebut, di Sultra saat ini terdapat jalan sepanjang 12.684,84 km, yang terbagi atas Jalan Nasional sepanjang 1.495,84 km, Jalan Provinsi sepanjang 1.009, 28 km dan jalan yang menjadi tanggung jawab 17 kabupaten/kota sepanjang 10.359, 72 Km.
Hingga tahun 2022 ini sepanjang 4.054,04 km, diantaranya sudah berstatus baik, 3.834,73 km berstatus Sedang. Sementara itu, 3.259,93 km rusak, dan sisanya sepanjang 1.716,14 rusak berat.
“Dari total panjang jalan di Sulawesi Tenggara tersebut sepanjang 1.009,28 km merupakan kewenangan Provinsi dan telah diaspal dengan baik sepanjang 733,85 Km. Sementara 271,34 km (16,49%) sisanya masih dalam tahap perbaikan yang akan segera dituntaskan,” beber Rusdin.
Baca Juga : DPPKB Baubau Mulai Lakukan Pendataan Stunting
Alumni Magister UGM ini, fokus pemerintah provinsi dalam membangun dan membenahi jalan cukup tinggi, utamanya pada wilayah perbatasan yang menghubungankan antar daerah. Misalnya, pada tahun 2021 sejumlah Jalan Penghubung batas antar kabupaten dan wilayah dalam Provinsi Sulawesi Tenggara direhabilitasi.
“Seperti Jalan Batas Konawe ‐ Konawe Utara (Meluhu). Jalan Pohara ‐ Andepali yang menghubungkan Kabupaten Konawe dan Konawe Selatan. Jalan Batas Kolaka Timur ‐ Konawe Selatan di Lapoa dan Polipolia. Jalan Langara Bobolio di Konawe Kepulauan. Jalan Maligano ‐ Ronta (Muna ‐ Butur) yang merupakan perbatasan Kabupaten Muna dan Buton Utara,” katanya.
“Jalan Batas Kabupaten Muna dan Buton di Waara ‐ Wamengkoli. Hingga Jalan Batas antara Kabupaten Muna ‐ Muna Barat ‐ Buton Tengah di Wakuru. Perbaikan seluruh jalan tersebut menggunakan DAK Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 107 Miliar Rupiah. Tahun 2022 ini, program perbaikan Jalan Penghubung Antar Kabupaten tersebut dilanjutkan pada sejumlah wilatah seperti Jalan Ronta ‐ Lambale di Buton Utara. Jalan Wabula ‐ Burangasi penghubung antara Kabupaten Buton dan Buton Selatan,” jelasnya.
“Pembangunan Jalan Bypass Waruruma di Kota Baubau. Jalan Batas Kabupaten Buton ‐ Bubu Kabupaten Buton Utara. Jalan Bonetondo ‐ Marobo di Kabupaten Muna. Dan sejumlah ruas jalan lainnya. Sejumlah jalan yang sempat menjadi keluhan masyarakat juga satu persatu dibenahi. Seperti jalan Ruas Motaha ‐ Angata yang tahun ini diaspal sepanjang 3,4 Km. Jalan Mataiwoi, Abuki ‐ Jembatan Konaweeha Hulu yang dilanjutkan rehabilitasinya sepanjang 3,7 Km. Hingga ruas jalan Muna‐Buton Tengah di Lakapera sepanjang 38,6 km,” rinci Karo Pembangunan Sultra ini,” bebernya.
“Ini menunjukan jalan Yang telah telah dibenahi oleh bapak ali mazi selama sejak 2018-2022 sepanjang 825,49 KM dari total Panjang jalan provinsi 1.009,28 KM dan dan itu tersebar di 17 kabupaten kota se sultra, mulai dai Buton utara sampai Kolaka Utara,” sambungannya.
Baca Juga : Usai Dilantik, Penegakan Hukum Pidana Jadi Target Kepala Kejari Konsel
Ia meminta masyarakat tidak gampang mencerna informasi yang belum jelas kebenarannya. Jadi jangan dibilang bahwa Bapak Ali Mazi tidak memperhatikan infastruktur jalan yang menjadi kewenangannya sebagai Gubernur Sultra.
“Kalau kita mau mencermati pernyataan banyak tokoh, aktivis, dan ada juga anggota DPR RI Perwakilan Sultra di Komisi V Bapak Ridwan Bae, tentu sebagai Kepala Biro Pembangunan Sultra saya ingin mengatakan bahwa beliau juga punya kewajiban untuk memperbaki ruas jalan nasional di Sultra yang rusak parah, dan kurang elok seolah-oleh melihat negatif seluruh pembangunan yang di lakukan Bapak Ali Mazi,” kicaunya.
Untuk itu, kata dia, mari kita membuka data dan angka-angka pembanguan jalan yang telah dilakukan Bapak Ali Mazi. Sebagai Wakil Ketua Komisi V DPR RI Pak Ridwan berkewajiban memperhatikan ruas jalan nasional di 17 kabupaten/kota se-Sultra.
Sebab dalam undang-undang No. 2 Tahun 2002 tentang jalan, seluruh jalan di Indonesia dapat di anggarakan oleh dana APBN. Seharusnya kita semua lebih proporsional memberi pernyataan di publik agar tidak menimbulkan pro-kontra di tengah-tengan masyarakat,” ungkapnya.
Baca Juga : Harga Bahan Pokok di Kota Kendari Mulai Alami Peningkatan
Selain itu, Pemrov Sultra, tengah merampung pembangunan Rumah Sakit Jantung dan Pembulu Darah Oputa Yii Ko yang pertama di kawasan Indonesia Timur.
Pembangunan yang berdiri di atas lahan seluas 3,5 hektar progres pembagunan rumah sakit ini, telah mencapai 80% dan ditargetkan rampung tahun 2022. Hingga mampu mendayagunakan tenaga kesehatan untuk melayani kesehatan masyarakat ditahun 2023.
“Rumah Sakit yang luas bangunan 43.000 M2 dengan konstruksi 17 lantai, kondisinya saat ini sudah memasuki pekerjaan‐pekerjaan finishing, pekerjaan arsitektur dan juga melengkapi pekerjaan mekanikal elektrikal. Diperkirakan Desember 2022 sudah terpakai. Tenaga kesehatan sudah dikirim untuk diberikan pelatihan secara khusus di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita dan Rumah Sakit PO,” beber Rusdin
Ia menyebut, total petugas kesehatan yang sudah dikirim kurang lebih 66 orang. Diantaranya pelatihan Perfusionist berjumlah 8 orang. Pelatihan Kardivaskular di RS Harapan Kita Jakarta berjumlah 38 orang. Pelatihan Central Sterile Supply Dept. berjumlah 1 orang, Pelatihan Keperawatan bedah neuro berjumlah 17 orang. Direncakan semua pelatihan‐pelatihan yang dilakukan untuk beroperasi nya RS Jantung ini akan selesai bulan oktober 2022.
Baca Juga : Potensi Pertanian Kota Kendari Capai 2127 Hektar
“Pembangunan Rumah Sakit Jantung ini sangat bermanfaat, karena pasien sakit jantung di Sulawesi Tenggara ini cukup banyak, kadang kita harus merujuk keluar. Mudah‐mudahan dengan pembentukan rumah sakit jantung ini pelayan bisa dimaksimalkan dan segala aspek pelayanan sakit jantung bisa diadakan sehingga masyarakat Sulawesi Tenggara khususnya dan lebih umum masyarakat Indonesia Timur bisa dilayani di Rumah Sakit Jantung ini,” imbuh Rusdin.
Harapannya juga Rumah Sakit Jantung ini bisa mengcover, seluruh pasien di Indonesia, karena di beberapa Rumah Sakit di Pulau Jawa kewalahan melayani banyaknya pasien sakit jantung bahkan sampai mengantri berbulan‐bulan. Serta dapat menjadi sumber pendapatan daerah yang baru. Adapun anggaran pembangunan gedung sekitar 400 milia
Sementara itu, untuk gedung kantor Gubernur Sultra yang baru, anggaran Tahap I pembangunan pusat perkantoran ASN, pusat perkantoran ASN se Provinsi Sultra sebesear Rp miliar.
Jadi nantinya seluruh perkantoran OPD akan dipusatkan satu kawasan, tidak lagi pisah-pisah.
Baca Juga : Cuaca Berubah-ubah, Dinas Pertanian: Tidak Semuanya Terdampak pada Hasil Pertanian
“Apa yang salah dari pembangunan kantor ini?? Toh pembangunan ini juga masuk dalam visi-misi bapak Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra periode 2018-2023. Kalau ada tokoh dan pihak yang mewacanakan dan meminta membatalkan pembangunannya atas dasar apa?? Pembangunan pusat perkantoran ini juga akan mejadi icon,” cetus Alumni Doktor UHO ini.
Dijelaskan, Pemprov Sultra siap dengan modernisasi perkantoran, untuk bekal di 5-20 tahun yang akan datang. Jadi jangan berfikir mundur, tapi berproyeksi untuk masa depan. Saya mengingat dulu, Pak Kaimudin membangun ruas-ruas jalan baru di demo habis-habisan, dicaci maki, tapi kenyataannya apa sekarang.
“Seluruh poros jalan tersebut sangat bermanfaat dan dinikmati masyarakat, Pak Ali Mazi periode pertama membangun Bandara Haluoleo, membangun Kawasan MTQ dan Tugu Persatuan, membangun Pelabuhan Penyeberangan, membangun sekolah-sekolah di periode pertama beliau diprotes dengan aksi demo-demo, tapi lihat sekarang semua di rasakan manfaatnya oleh masyarakat sultra, bahkan juga di pakai dan dinikmati oleh para pengkritik Bapak Gubernur Ali Mazi saat periode pertama. Pak Nur alam juga membangun Masjid Al Alam. Membangun jalan poros Konda, semua di demo, tetapi kenyataannya sekarang sangat dinikmati oleh masyarakat Sultra,” ungkap Rusdin.
“Jadi kesimpulan kami, Bapak Ali Masi adalah Gubernur Sultra visioner dan memberikan karya nyata untuk Sulawesi Tenggara, beliau memikirkan masa depan Sultra untuk 5-20 bahkan 30 tahun akan datang. Beliau membangun sultra dengan tangan dingin. Bahkan di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak 2 tahun yang lalu, Bapak Ali Mazi bisa menorehkan karya nyata pembangunan untuk Sulawesi Tenggara,” tandasnya.
Reporter : Rahmat R