MUNAPOLITIK

Pembangunannya Dinilai “Jalan Ditempat”, Rajiun Terpanggil Memimpin Muna

360
×

Pembangunannya Dinilai “Jalan Ditempat”, Rajiun Terpanggil Memimpin Muna

Sebarkan artikel ini
Laode M Rajiun Tumada
Bupati Mubar, Laode M Rajiun Tumada. (Foto: Jul Awal/Mediakendari.com).

Reporter : Jul Awal Sanatu

LAWORO – Bupati Kabupaten Muna Barat (Mubar) LM. Rajiun Tumada mengungkapkan keinginan dirinya menjadi Bupati Kabupaten Muna karena ia ingin memberi ide, gagasan, dan kontribusi untuk membangun Muna yang dinilai pembangunannya jalan ditempat atau stagnan. Atas dasar ini, ia merasa terpanggil untuk ikut andil membangun Muna yang merupakan daerah kelahirannya.

Menurutnya, jika dilihat dari tiga daerah yang menjadi ujung tombak terbentuknya Provinsi Sulawesi Tenggara seperti Kabupaten Kendari, Kabupaten Kolaka, dan Kabupaten Buton, Muna jauh dibawah tiga daerah itu.

“Mari kita ciptakan Muna bisa sejajar dengan tiga daerah yang menjadi ujung tombak lahirnya Sulawesi Tenggara. Muna ini sudah 60 tahun. Olehnya itu, saya merasa terpanggil bagaimana Muna ini bisa lebih baik lagi, ” kata LM. Rajiun Tumada ditemui di kediamannya, Rabu 23 September 2020.

Kata dia, ketika punya keinginan besar maju di Pilkada Muna, Rajiun dari jauh-jauh hari sudah melakukan silaturahim berkeliling di Muna mulai dari pelosok, pesisir hingga di Raha yang merupakan wilayah perkotaan Muna.

“Hampir setahun saya berkeliling 602 titik di Muna untuk mendengarkan apa yang menjadi keluhan masyarakat secara keseluruhan dan ternyata kebutuhan utama yang sangat fenomenal adalah “okangkaha” (jalan),” beber Ketua Lemkari Sultra itu.

Rajiun menjelaskan ia telah menjelajahi semua Desa di wilayah Muna Timur mulai dari Desa Langkoroni, Laatompa, Bahorua, Bone-Bone, Moolo, Laano Bhake, Labungka, Kalei, Pure, Wakorumba, Pola, Mataindaha, Kolese, Tampuna bale, sampai di Lambelu yang dikeluhkan hanya jalan.

“Kemudian untuk Muna Selatan dan bagian barat mulai dari Kabangka, Wakobalu Agung, Wansugi, Lamanu, Latampu, Labulu-bulu, tembus Wasolangka, dan itu permintaan utama masyarakat hanya jalan,” sambung mantan ajudan Nur Alam ini.

Sedangkan untuk wilayah pesisir, ia juga sudah mejelajahinya seperti Wapuale, Wadolao tembus Marobo jalan tidak diaspal. “Daerah pesisir ini banyak potensi khususnya perikanan. Anehnya, hasilnya diambil jalannya tidak diaspal,” ujarnya.

Ia berjanji jika dirinya menjadi bupati Muna, yang menjadi prioritas utama adalah jalan. “Saya ini gila membangun. Dan jalan adalah prioritas utama saya. Nanti dari Mantobua sampai Laloea-Latongku terus tembusan Kabawo itu dua jalur dan semua akses akan dibuka,” katanya.

Ia menyebut, dii Mubar, dalam kurun waktu tiga tahun jalan yang diaspal sudah 786 KM. “Jadi nanti di Muna kalau saya tidak bisa bangun jalan selama tiga tahun, saya mundur dari Bupati. Kita harus tegas dan komitmen bukan otoriter,” tegasnya.

Selain membangun infrastruktur jalan, mantan Kasat Pol PP Sultra itu berjanji yang telah digebrak di Mubar juga akan diterapkan di Muna. Seperti pemberian pakaian gratis bagi anak SD dan SMP baik negeri maupun swasta, PBB gratis bagi lanjut usia, pemberian TPP bagi ASN mulai dari staf sampai Kadis, pemberian akta nikah gratis yang bekerja sama dengan Kemenag, dan pemberian insentif bagi lembaga adat mulai dari desa sampai di kabupaten.

“Dan masih banyak yang lain dari berbagai sektor. Nanti usai penetapan calon baru kita uraikan. Yang jelas semua demi Muna lebih baik lagi,” pungkasnya. (2).

You cannot copy content of this page