KENDARI, MEDIAKENDARI.com — Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Belli Harli Tombili, menjelaskan alasan mengapa Kota Kendari menjadi daerah yang paling banyak dikunjungi wisatawan di antara seluruh kabupaten dan kota di wilayah tersebut.
Menurutnya, daya tarik utama ibu kota provinsi Sultra ini bukan hanya terletak pada panorama alamnya, tetapi juga pada keberagaman wisata kuliner yang menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat lokal maupun pengunjung dari luar daerah.
“Kalau kita lihat trennya, memang alasan utama orang datang ke Kendari adalah kuliner. Itu yang membuat Kendari paling ramai dikunjungi dibandingkan daerah lain,” ujar Belli Harli Tombili, Kamis (16/10/2025).
Ia menjelaskan, masyarakat dari berbagai daerah di Sultra kerap datang ke Kendari hanya untuk menikmati ikan bakar di pinggir pantai, bersantap di kafe tepi laut, atau menjajal kuliner khas Sultra di pusat-pusat perbelanjaan modern.
Aktivitas wisata kuliner tersebut, katanya, telah menjadi gaya hidup baru yang mendorong pertumbuhan ekonomi sektor jasa dan pariwisata di ibu kota provinsi ini.
Meski demikian, Belli juga menyoroti tren penurunan kunjungan wisatawan di Sultra secara umum. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Mei 2025, terjadi penurunan angka kunjungan wisatawan antara 5 hingga 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurutnya, kondisi ekonomi masyarakat yang belum sepenuhnya stabil menjadi salah satu penyebab utama turunnya aktivitas wisata.
“Banyak masyarakat yang masih memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan pokok. Kalau ada uang lebih, barulah mereka alokasikan untuk berwisata,” jelasnya.
Meski begitu, Belli menilai bahwa data BPS belum sepenuhnya mencerminkan pergerakan wisata sebenarnya di daerah.
Pasalnya, data tersebut hanya mencatat mobilitas antar kabupaten atau kota, sementara perjalanan wisata di dalam satu wilayah tidak terhitung sebagai kunjungan wisatawan.
“Misalnya warga Konawe yang berlibur ke Pantai Toronipa di wilayahnya sendiri, itu tidak terdeteksi. Tetapi kalau orang Konawe datang ke Kendari, baru tercatat sebagai wisatawan,” terangnya.
Belli menambahkan, pihaknya akan terus berupaya mengoptimalkan potensi wisata di seluruh kabupaten dan kota melalui promosi terpadu, peningkatan infrastruktur, serta pengembangan destinasi kuliner dan budaya khas daerah.
“Target kami bukan hanya menjadikan Kendari sebagai pusat kunjungan, tetapi juga mendorong daerah lain agar punya identitas wisata yang kuat dan mampu menarik minat wisatawan,” pungkasnya.











