Editor: Taya
KENDARI – Tingkat kelahiran Total Fertility Rate (TFR) Konawe Utara saat ini tercatat pada angka 2,7 atau lebih tinggi dari TFR nasional yang berada pada angka 2,1.
Bupati Konawe Utara, Dr.Ir.H. Ruksamin, ST.,M.Si, IPM, ASEAN Eng. menjelaskan pihaknya berkomitmen akan menurunkan TFR tersebut dibawah 2,7 dengan menggalakan penggunaan Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan Pendewasaan Usia Perkawinan. Demikian disampaikan saat menjadi pembicara dalam rapat koordinasi (rakorda) Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Tahun 2019 di Kendari, Kamis (21/3/2019).
Baca Juga :
- Kantor Pertanahan Konut Turut Serta dalam Peluncuran GSRA, Siap Wujudkan Cita-cita Reformasi Agraria
- Ini Hasil Perolehan Juara Lomba Jambore PKK Tingkat Provinsi di Konawe, Tahun 2025 Tuan Rumah Kabupaten Kolaka Utara
- Warga Konut Digegerkan Penemuan Mayat Lelaki Mengapung di Sungai
- Aliansi Masyarakat Peduli Hukum Sultra Meminta Kejagung dan KPK RI Periksa Kepala BPBD Konut
- Wakili Pj Gubernur, Sekda Sultra Dampingi Mentan (Menteri Pertanian) di Konut
- Didampingi Sekda Sultra, Mentan Tiba di Konut untuk Penanaman Jagung dan Padi
“Untuk menunjang keberhasilan program KB di Konawe Utara pemerintah telah mengalokasikan anggaran tahun ini sebesar Rp 21 miliar lebih,” jelasnya.
Alumni 1992 Jurusan Teknik Kimia FTI UMI Makassar ini merinci, dukungan anggaran untuk keberhasilan program KB di daerahnya meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp. 18.648.880.812 menjadi Rp. 21.009.324.352 yang terdiri dari belanja tidak langsung meliputi belanja pegawai sebesar Rp. 1.674.246.352 dan belanja langsung yang meliputi belanja pegawai sebesar Rp. 607.160.000, Belanja Barang dan Jasa Rp. 17.112.068.000 serta belanja modal sebesar Rp. 1.615.850.000.
“Aspek koordinasi program dan aspek koordinasi lintas sektor, dengan melibatkan tenaga pengelola KB dalam Musrembang terus kami laksanakan,” katanya.
Ruksamin memaparkan selain dukungan anggaran pihaknya juga melakukan percepatan pencapaian akseptor KB melalui program Jumat Barokah.
“Kegiatan ini dibentuk dengan memberdayakan seluruh satuan kerja pemerintah kabupaten untuk bertemu langsung kepada masyarakat pada hari jumat setiap bulan dengan membawa program masing-masing, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dapat melakukan Pelayanan KB gratis dan pembinaan poktan-poktan kepada masyarakat,” paparnya.
Baca Juga :
- Keciprat Dana Pusat Rp 29 Miliar, Pj Bupati Konawe akan Fokus Tiga Program Pembangunan, Bangun Jalan Dari Kasipute Tembus Bandara HO
- LIRA Sultra Tantang Kejati Usut Proyek Pembangunan Stadion Lakidende yang Diduga Mangkrak
- Usai Terima Penghargaan dari Jokowi, KSK Klaim Didukung Surya Paloh dan Partai Pemenang Pilpres untuk Maju Cagub Sultra
- Status Kinerja Tinggi, Hanya Kery Satu-satunya Mantan Bupati di Sulawesi yang Turut Raih Penghargaan dari Presiden Jokowi
- BPDAS Sampara Sebut Rehabilitasi Mangrove Paling Banyak di Muna, Jadi Pusat Penanaman Serentak Pertama untuk Wilayah Kabupaten
- Terbukti Berkinerja Tinggi, Pj Bupati Harmin Ramba Raih Penghargaan, Dapat Anggaran Insentif Rp 29 Miliar 2024
Pada aspek penggerakan, lanjut penerima sertifikat internasional ASEAN ini, pihaknya meningkatan biaya operasional bagi Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) dan sub PPKBD.
Untuk diketahui, TFR adalah jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan oleh seorang perempuan pada akhir masa reproduksinya apabila perempuan tersebut mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung. Kegunaannya TFR untuk suatu daerah akan membantu para perencana program pembangunan dalam meningkatkan rata-rata usia kawin, meningkatkan program pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan pelayanan ibu hamil dan perawatan anak, serta untuk mengembangkan program penurunan tingkat kelahiran.