KENDARI, MEDIAKENDARI.com – personel dari Batalyon A Pelopor Satbrimob Polda Sultra berpartisipasi aktif dalam Apel Gabungan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana. Kegiatan yang diprakarsai oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV dari Kementerian Pekerjaan Umum ini digelar di Lapangan Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV, Selasa 4/11/2025.
Apel ini bertujuan untuk memastikan kesiapan seluruh elemen terkait, baik dari sisi personel maupun peralatan, dalam menghadapi potensi bencana alam, terutama banjir dan tanah longsor yang kerap terjadi seiring memasuki musim penghujan.
Komandan Batalyon A Pelopor, Kompol Alwi, menekankan pentingnya sinergi antara TNI/Polri, khususnya Korps Brimob sebagai unit reaksi cepat, dengan Balai PU yang memiliki peran vital dalam penanganan infrastruktur pascabencana.
“Kehadiran kami dalam apel gabungan ini adalah wujud nyata komitmen Batalyon A Pelopor untuk siap siaga membantu masyarakat kapanpun dan di manapun bencana terjadi,” ujar Danyon dalam keterangannya usai apel.
Personel Batalyon A Pelopor disiapkan dengan berbagai kemampuan, mulai dari evakuasi korban, pendirian dapur umum, hingga penggunaan peralatan SAR. Mereka juga dipersiapkan untuk mendukung tugas Balai PU, seperti membantu pembersihan puing, perbaikan tanggul darurat, hingga membuka akses jalan yang terputus.
Kolaborasi Multisektor melibatkan Batalyon A Pelopor, Balai PU, BPBD, dan instansi terkait lainnya. Fokus bencana yakni antisipasi banjir dan tanah longsor pengecekan Peralatan memastikan alat berat dan perlengkapan SAR berfungsi optimal.
Pembina Apel Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV , Haryono, S.T., M.Si., menyoroti bahwa Apel Gabungan ini juga menjadi momen krusial untuk mengecek kesiapan alat berat milik PUPR. Dalam Apel tersebut, ditampilkan berbagai alat berat yang siap diterjunkan, antara lain ekskavator, dump truck, perahu karet/LCR (Landing Craft Rubber), dan kendaraan operasional pendukung lainnya.
“Balai PU bertugas memastikan infrastruktur tetap berfungsi dan segera pulih pascabencana. Kolaborasi dengan Batalyon A Pelopor sangat membantu, terutama dalam hal pengamanan lokasi, pengerahan tenaga personel, dan kecepatan respons di lapangan yang membutuhkan ketangkasan,” jelas Haryono.
Menurutnya, koordinasi operasional telah disepakati, termasuk penentuan titik-titik rawan bencana yang menjadi prioritas pengerahan personel dan alat.
Selain aspek kesiapsiagaan operasional, apel gabungan ini juga menjadi sarana untuk menyamakan persepsi dalam mitigasi bencana. Seluruh peserta mendapatkan arahan mengenai prosedur standar operasional (SOP) penanganan bencana terbaru, termasuk pentingnya edukasi kepada masyarakat di wilayah rawan.
Diharapkan, dengan Apel Gabungan ini, kesiapsiagaan aparat dan ketersediaan logistik serta peralatan menjadi terjamin, sehingga dampak buruk dari bencana alam dapat diminimalisir. Masyarakat diimbau untuk turut aktif berpartisipasi dengan menjaga kebersihan lingkungan dan melaporkan potensi bahaya sedini mungkin kepada aparat setempat.
Laporan: Supriati











