KENDARI – Masa tanggap darurat banjir yang merendam 25 kecamatan, 143 desa dan 28 kelurahan di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara akan berakhir pada Selasa (2/7/2019) sejumlah langkah-langkah pemerintah kini sudah dipersiapkan untuk mencegah banjir agar tidak terulang kembali.
Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara mengatakan salah satu rencana pemerintah terkait pencegahan banjir adalah pembangunan empat bendungan tersebar di empat titik berbeda yakni bendungan Pelosika, Ameroro II, Anggamberi dan bendungan Walai.
Menurut Gusli pembangunan bendungan tersebut dengan melihat tingginya debit air hujan yang meluap dari sungai dan menyebabkan banjir di 25 kecamatan.
“Kalau empat bendungan yang dibangun, insya Allah Konawe akan bebas dari banjir,” harapnya.
Mantan Ketua DPRD Konawe ini menegaskan pihaknya bersama pemerintah provinsi dan pemerintah pusat saat ini sedang melakukan langkah-langkah percepatan dalam pemulihan pascabanjir.
Baca Juga :
- Bawaslu Muna Gelar Tes Penilaian Evaluasi Kinerja terhadap Peserta Existing Panwascam
- 35 Peserta Existing Panwascam di Konut Ikut Tes Penilaian Evaluasi Kinerja
- HUT Sultra ke-60 Ditutup dengan Malam Ramah Tamah dan Pameran Halo Sultra
- Citra KPU Muna, Apakah Masih Berintegritas?
- Pj Gubernur Sebut HUT Sultra ke-60 Ingin Mengangkat Kuliner Kearifan Lokal
- Dikawal Ratusan Simpatisan, Ringa Jhon Resmi Daftar Lima Parpol Maju Pilkada Muna
“Miskin kalau pemerintah pusat, provinsi dan daerah tidak melakukan langkah-langkah percepatan untuk membenahi dampak dari banjir,” katanya.
Hingga kini Kepala Keluarga terdampak banjir sebanyak 24.906 dengan jumlah jiwa sebanyak 88.304. Jumlah tersebut terdiri dari 40.941 laki-laki dan 39.145 perempuan, 1.940 balita, 294 bayi, dan 256 ibu hamil, serta 1.138 lanjut usia (lansia).
“Yang sampai sekarang masih terisolir adalah Routa dan Latoma, tetapi daerah tengah Wonggeduku, Wonggeduku Barat, dan Pondidaha adalah paling terdampak parah dengan luas mencapai 9000 lebih hektar,” katanya, Senin (1//2019).