NEWS

Ridwan Bae dan Balai Sungai Sulawesi IV Tinjau Proyek P3 TGAI yang Jadi Permasalahan Petani di Konawe 

1633
×

Ridwan Bae dan Balai Sungai Sulawesi IV Tinjau Proyek P3 TGAI yang Jadi Permasalahan Petani di Konawe 

Sebarkan artikel ini
Tampak Wakil Ketua DPR RI Komisi V, Ir. Ridwan Bae bersama Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Kendari saat meninjau secara langsung proyek P3 TGAI di Lalonona, Kecamatan Amonggedo

KONAWE – Banyaknya keluhan yang dialami oleh petani di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) terkait masalah irigasi persawahan membuat anggota DPR RI dapil Sultra, Ridwan Bae ditemani dengan Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Kendari turun langsung ke lokasi untuk melakukan peninjauan penyebab permasalahan tersebut pada Minggu, 24 April 2022.

Dua Desa itu terdapat di dua kecamatan yang berbeda yakni Desa Lalonona di Kecamatan Amonggedo dan Desa Ahuhu yang berada di Kecamatan Meluhu.

Ridwan Bae mengatakan proyek Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) merupakan salah satu program pemerintah Republik Indonesia (RI) melalui Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).  Olehnya, perlu mendapatkan perhatian secara serius dalam melancarkan hal tersebut.

“Hadirnya kami di sini untuk melihat secara langsung permasalahan apa yang dialami oleh masyarakat terkait P3-TGAI, sebab ini demi kesuksesan dari program pemerintah RI dan kelangsungan hidup orang banyak,” ujarnya.

Baca Juga : Aman Center Nilai Pelantikan Pj Sekda Sultra Sudah Tepat

Dari hasil survei, Ridwan Bae menyebut dua permasalahan yang membuat terkendalanya penyaluran air di dua Desa itu pertama, suplai air yang kurang disebabkannya bendungan yang mengalami kekurangan debit air karena tidak adanya sumber yang mengaliri sungai dan kedua jaringan irigasi tersier.

Sehingga dengan adanya permasalahan itu, Ridwan bersama Balai Sungai dan Air Sultra bakal membuat satu kolam retensi di tengah persawahan agar dapat menampung air di saat hujan sedangkan alternatif yang kedua bakal menarik air dari sumber sungai larowiu ke sungai Ahuhu agar meningkatkan debit air.

“Permasalahannya di sini jumlah luas sawah itu tidak sampai tiga ribu sebagaimana kewenangan pusat, tapi nanti kita upayakan untuk meyakinkan mentri PUPR melalui dirjen sumber daya airnya untuk minta dianggarkan di anggaran tahun 2023,” tegasnya.

Ia juga melihat bahwa persawahan yang ada di dua desa tersebut memiliki potensi yang besar dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di Sulawesi Tenggara (Sultra) bahkan dapat menunjang sumber pendapatan daerah.

Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Kendari, Agus Safari mengungkapkan bahwa permasalahan saat ini adalah dua hal yang berbeda. Pertama, suplai air yang kurang dan jaringan irigasi tersier sebab yang membutuhkan jauh lebih banyak sehingga hal itu yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya yang mesti dituntaskan.

Baca Juga : JAMAN Morowali Nilai Aktivitas PT Tiran Indonesia Tidak Beritikad Baik

“Hari ini kita mengunjungi hasil kerja P3 TGAI yang merupakan program pemerintah yang bernuansa lebih seperti bantuan sosial melalui aspirasi Bapak-Bapak kita di DPR Komisi V dan kita patut bersyukur bahwa Sultra kita punya cukup banyak program P3 TGAI dan itu adalah aspirasi dari Bapaknya Ir. Ridwan Bae, sehingga kita dapat lebih banyak,” pungkasnya.

Ketua BPD Desa Ahuhu, Jumali menambahkan jumlah sawah yang berada di Desa Ahuhu itu sebanyak 1500 hektar dan selalu mengalami permasalahan ketika saat musim kemarau datang, sebab debit air yang berada di sungai Ahuhu tidak dapat memenuhi kebutuhan lahan dengan luas tersebut.

“Ini lahan sebenarnya masih bisa bertambah cuma masalahnya kita selalu alami kekeringan kalau sudah musim kemarau, tapi kalau hujan tidak ji. Jadi kalau kita mau tambah pelebaran lahan lagi itu sudah tidak bisa karena sumber airnya kita ini yang tidak mendukung,” tuturnya.

Jumali berharap dengan hadirnya Ridwan Bae secara langsung di lokasi itu bisa dapat memberikan solusi terbaik agar sawah tersebut air bisa terus mengalir meski telah memasuki musim kemarau.

 

Reporter : Muhammad Ismail

You cannot copy content of this page